Mohon tunggu...
Alamsyah
Alamsyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis & Content Writer

Lisan Terbang, Tulisan Menetap

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengerek Bulan dengan Seutas Tali yang Diikat di Batang Pohon Rapuh

29 Maret 2021   22:27 Diperbarui: 29 Maret 2021   22:56 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku mengerek bulan setiap matahari pulang ke rumah dan menyimpan cahayanya untuk keesokan hari dimana orang-orang selalu melintas di depan sebatang pohon rapuh tempatku mengikat seutas tali yang menggantung bulan dalam diamnya.

Setiap aku mengerek bulan setiap matahari pulang ke rumah menyimpan cahayanya untuk keesokan hari orang-orang yang  
melintas di depan sebatang pohon rapuh tempatku mengikat seutas tali yang menggantung bulan dalam diamnya, meneriakiku dengan kalimat orang gila.

Setiap itu, tali yang menggantung bulan yang kukerek putus. Bulan jatuh ke tanah dan kucomot kumasukan ke dalam saku bolong yang kuanggap bulan itu masih ada disitu.Orang-orang meneriakuku lagi orang gila.

Bulan yang kukerek cuma bisa diam dan dengan setia menumpahkan cahayanya tanpa perlu kuberi sumbu dan minyak tanah agar menyala abadi seperti bulan ciptaanNya.

Orang-orang yang meneriakiku "orang gila" ketika aku menurunkan bulan yang kukerek setiap hari padahal juga  mereka yang masih memerlukan pendarnya sebagai penerang jalan mereka untuk menuju penjuru-penjuru angin.

Aku mengerek bulan setiap matahari pulang ke rumah dan menyimpan cahayanya untuk keesokan hari dimana orang-orang selalu melintas di depan sebatang pohon rapuh yang akarnya tak lagi tertanam di dalam tanah tempatku dan orang-orang yang meneriakku orang gila nanti, akan abadi dalam diam.

Ciledug, 29 Maret 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun