Mohon tunggu...
Alamsyah
Alamsyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis & Content Writer

Lisan Terbang, Tulisan Menetap

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mendegradasi Status Sultan, Raja hingga Dewa

24 Maret 2021   23:13 Diperbarui: 24 Maret 2021   23:20 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media yang belakangan gencar menulis status atau julukan beberapa selebriti tajir melintir dengan sebutan Sultan, bukan tak mungkin berlaku juga bagi siapa saja yang memiliki harta berlimpah.

Penyebutan Sultan bagi kalangan selebriti itu sendiri dimulai ketika presenter Raffi Ahmad yang memiliki aset kekayaan senilai setengah triliun kurang sedikit, mendapat julukan sebagai Sultan Andara.

Sejauh ini memang belum ada sikap keberatan atau protes yang diungkapkan suami Nagita Slavina itu pasca dirinya disebut sebagai Sultan Andara.

Saya kemudian berpikir, apakah julukan Sultan Andara itu memang mengarah ke sosok Sultan sebenarnya yang ada di negeri ini? Hasil browsing saya tak menemukan satu pun artikel tentang siapa Sultan Andara itu yang sebenarnya.

Cuma mata saya tertumbuk pada satu artikel yang menulis bagaimana sebenarnya julukan Sultan Andara itu disematkan kepada Raffi Ahmad.

Rupanya julukan Sultan Andara itu berawal dari satu program acara televisi yang bernama The Sultan di SCTV.

Konsep program itu menampilkan tiga selebriti yang memiliki harta kekayaan yang terbilang tak sedikit. Raffi Ahmad sebagai Sultan Andara, Andre Taulany sebagai Sultan Bintaro dan komedian Sule sebagai Sultan Tambun.

Sepintas saya menyimpulkan jika penyematan nama Sultan kepada  tiga pesohor itu hanyalah lucu-lucuan saja. Namun setelah saya cermati, justru konsep acara itu tercetus karena ketiga pesohor itu memang orang tajir melintir.

Setelah sinkron antara kekayaan yang dimiliki trio Raffi, Andre dan Sule dengan nama program tersebut, maka yang terjadi makin kuatlah anggapan pemirsa kepada ketiga seleb tadi sebagai Sultan.

Berikutnya konten-konten yang ditulis media arus utama mulai memakai sebutan Sultan Andara kepada Raffi Ahmad. Sementara penyebutan Andre Taulany sebagai Sultan Bintaro dan Sule sebagai Sultan Tambun, tak terlalu menggema di berbagai pemberitaan.

Saya lantas merasa ada yang salah disini. Pertanyaan saya lalu menyasar ke bagaimana sebenarnya status Sultan yang sebenarnya. Ini tidak berbeda memang dengan sebutan lain misalnya, Raja Kasino yang disematkan ke Stanley Ho. Atau yang saat ini sedang hangat yaitu munculnya julukan Dewa Kipas, dan masih banyak lainnya.

Sultan atau Raja maupun Dewa, sesungguhnya merupakan status yang tak biasa. Dia bahkan bisa dibilang luar biasa statusnya.

Tak semudah itu orang bisa mendapatkan julukan atau panggilan Sultan atau Raja, bahkan Dewa sekalipun.

Saya menyebut ini sebagai bentuk degradasi atas status yang sengaja disematkan oleh orang biasa melalui beragam media. Media pun menggaungkan secara masif. Maka makin terbentuklah anggapan dan pembenaran bahwa orang-orang tadi sebagai Sultan, Raja bahkan Dewa.

Bagaimana sebenarnya seorang Sultan itu? Sebenarnya kalau kita mencari tahu sosok seorang Sultan itu ternyata ada juga yang hidup dalam kesederhanaan.

Saya menemukan artikel tentang bagaimana seorang Sultan itu tak melulu hidup dalam kemewahan. Dia adalah Jamshid bin Abdullah al-Said yang merupakan sultan terakhir Zanzibar.

Jamshid bin Abdullah al-Said mengasingkan diri ke Inggris hanya beberapa bulan, setelah menggantikan sang ayah, Abdullah bin Khalifa, sebagai sultan di Zanzibar.

Dia disebutkan memulai kehidupan baru sebagai warga biasa dengan tinggal di satu rumah sederhana di pinggir panti di Southsea, Portsmouth, Inggris.

Selain Sultan, ada pula beberapa raja di dunia yang juga hidup dalam kesederhanaan. Kesederhanaan itu justru tak terlalu didengungkan oleh media, sehingga tak banyak yang tahu bahwa masih ada sejumlah raja yang seperti itu.

Jadi, apakah salah jika status orang-orang besar dan terhormat itu dipadankan kepada mereka yang mendapat julukan atau status mulia tersebut?

Sebentar, saya mau menanyakan ini ke Dewa Mabuk dulu. Siapa tahu dia lagi main catur sama Dewa Kipas hehehe...

Ciledug, 24 Maret 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun