Mohon tunggu...
Alamsyah
Alamsyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis & Content Writer

Lisan Terbang, Tulisan Menetap

Selanjutnya

Tutup

Music

Menyimak Simak Dialog Dalam Kepungan Platform Audio

22 Maret 2021   22:41 Diperbarui: 22 Maret 2021   22:46 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Musisi Riza Arshad mendirikan band bentukannya yang bergenre Jaz pada tahun 1993, jangankan platform audio seperti TikTok, smartphone pun belum ada betul ketika itu.

Lagu-lagu Simak Dialog misalnya yang ada dalam kantong album "Baur" yang dirilis 1999, kala itu pun direkam ke dalam pita kaset. Namun setelah tahun 2000, ada juga diproduksi dalam bentuk compact disc (CD).

Saya ingat betul ketika mendapatkan kaset itu, kalau tidak salah saya membelinya di toko kaset di kawasan Blok M, Jaksel.

Jadi, jangan harap ada lagu-lagu Simak Dialog ketika itu masuk dalam playlist TikTok, Spotify atau Apple Music sekalipun. Bahkan di Youtube juga belum ada orang yang mengupload deretan lagu Simak Dialog pada awal 2000.

Memang, lagu-lagu Simak Dialog yang bergenre adult contemporary progressive jazz ini dibuat oleh sejumlah musisi Jaz yang memiliki idealisme dalam bermusik. Sehingga wajar kalau penikmatnya pun kalangan tertentu saja.

Kendati selalu berkembang dan berfusi tanpa kehilangan esensinya, lagu Jaz yang dimainkan formasi terakhir Simak Dialog seperti, Riza Arshad (acoustic piano, rhodes, soundscapes), Tohpati Ario Hutomo (gitar), Adhitya Pratama (bass), Endang Ramdan (kendang sunda), Erlan Suwardana (kendang sunda, sundanese toy) , Dave Lumenta *sythesizer/soundscapes) dan Cucu Kurnia (sundanese toy) ini, secara industri memang tak cocok betul untuk dimasukan ke dalam playlist TikTok tadi.

Barangkali, anggapan jika TikTok mampu dan sanggup mempopulerkan lagi lagu-lagu lama, bagi Simak Dialog itu rasanya "nggak penting banget". Toh siapa sih yang mau chalange dance misalnya dengan lagu "Kain Sigli" yang dirilis 2006 silam.

Mungkin untuk lagu Mariah Carey, "Obsessed", bolehlah masih cocok masuk dalam playlist TikTok, walau lagu ini hanya memuncak di posisi No. 7 tangga lagu Billboard 100. Tapi uniknya, lagu tersebut belakangan ini banyak beredar di TikTok, di mana para penggunanya menciptakan dan mengunggah koreografi tarian yang diiringi lagu itu.

Memasuki era digitisasi musik, lagu Simak Dialog atau yang serupa seperti Chlorophyl, tidak akan mungkin dikonsumsi oleh orang kebanyakan. Kesan yang menyebut lagu itu tak cocok pada masa kini, tidaklah berarti penting bagi Riza dan kawan-kawannya.

Jadi menurut saya, untuk apa pula diperlukan Muuser, sebuah agensi pemasaran influencer untuk musik yang bertindak sebagai perantara antara label rekaman dan bintang TikTok.

Toh musik Simak Dialog ini hanya cukup didengar dengan pelan, tanpa harus goyang, cuma jangan ditahan ketika jari jemari mengetuk-ngetuk meja begitu. Kemudian ketika mendengarkan misalnya "Karuhun" imajinasi liarmu bermain menembus ruang-ruang hampa yang tadinya kosong jadi terisi kembali.

Ciledug, 22 Maret 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun