Mohon tunggu...
Alamsyah
Alamsyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis & Content Writer

Lisan Terbang, Tulisan Menetap

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Janda Bolong Sudah Tinggi Tapi Kok Saya Nggak Jadi Kaya ya?

20 Maret 2021   21:46 Diperbarui: 20 Maret 2021   22:00 1658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya Punya Janda Bolong Sudah Tinggi Pula Pohonnya, Tapi Nggak Kaya Tuh!

Foto tanaman Janda Bolong yang saya jepret tadi pagi di depan rumah petak kami, nampak sudah tinggi. Rambatannya sengaja dibuat ke atas dengan menggunakan kayu khusus penyanggah tanaman.

Saya coba ukur ketinggiannya dengan tinggi badan saya yang kurang lebih setinggi 170 sentimeter. Janda bolong itu berada persis di dada saya. Artinya tinggi Janda Bolong itu setengah dari badan saya atau sekitar 80-90 sentimeter.

Janda Bolong kami memang sudah cukup lama dirawat oleh istri saya. Dahulu istri membelinya dari tukang kembang dekat-dekat rumah dan harganya relatif terjangkau bagi kami yang tinggal mengontrak.

Sekitar dua atau tiga tahun lalu sepertinya Janda Bolong anakan itu dibeli istri. Kala itu belum menggema kabar yang menyebut jika Janda Bolong salah satu tanaman hias yang harganya terbilang mahal. Kami menanamnya ya seperti tanaman lainnya, biasa-biasa saja.

Setelah tanaman hias ini sempat viral karena harganya yang tinggi, saya kemudian mencoba mencari tahu jenis Janda Bolong kami ini. Dari sejumlah referensi yang saya baca, Janda Bolong kami mirip-mirip dengan jenis Monstera Adansonii atau biasa dikenal juga dengan sebutan monstera topeng monyet.

Atau bisa juga masuk golongan Monstera karstenianum atau bisa juga dikenal sebagai monstera Peru sekilas terlihat seperti daun sirih.

Ada pula yang mirip-mirip dengan Monstera obliqua yang konon langka di pasaran.

Memiliki bentuk daun menyerupai Monstera adansonii, obliqua mempunya daun dengan lubang sangat besar dan disatukan dengan filamen kecil. Batangnya sangat tipis.

Bisa juga menyerupai Monstera acuminata yang tumbuh secara horizontal dan berkecambah di atas tanah. Saat masih muda daun acuminata memiliki bentuk bundar seperti hati dengan daun tebal dan berukuran kecil.

Dari berbagai referensi, sepertinya Janda Bolong kami masuk dalam jenis Monstera Epipremnoides. Bentuk daun yang besar dengan rongga menyerupai keju swiss, Monstera Epipremnoides juga dikenal dengan sebutan Swiss Chesee Plant.

Bukan termasuk jenis monstera langka, tanaman ini dapat dijumpai di pasaran dengan mudah. Saat memasuki usia tua, lubang daun mulai menghilang dan berubah menghasilkan bentuk daun yang menyirip. Tumbuhan ini dapat berkembang hingga setinggi 13 kaki atau sekitar tiga meter.

Katanya tanaman hias ini akan membuat kaya pemiliknya. Lalu saya bertanya dalam hati, apa benar begitu? Kemudian saya mencari tahu apakah semua jenis Janda Bolong itu harganya mahal. Dari sekian referensi yang ada, ternyata tak semua Janda Bolong itu dibanderol dengan harga tinggi. Hanya beberapa jenis saja yang harganya mahal dan itupun tergantung trendnya.

Jadi masuk akal, kalau saya nggak menjadi kaya walau memiliki Janda Bolong. Karena Janda Bolong yang kami pelihara itu tergolong Janda Bolong yang banyak di pasaran dan tumbuh liar di alam bebas.

Apa iya, semudah itu kita mendapatkan tanaman Janda Bolong di alam bebas, apalagi di Jakarta ini?

Ciledug, 20 Maret 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun