Para pencakar itu seperti benar-benar ingin menggores langit yang siang tadi kulihat begitu teriknya.
Sementara kaki-kakimu menancap sedalam-dalamnya hingga membuat tanah bersimbah darah dan air mata.
Engkau pula yang menggusur kebun, sawah, parit dan lapangan bermain anak-anak yang para orangtuanya meringis dan merontah ketika mempertahankan rumah dan tanah mereka dari amuk alat berat.
Dari atas koridor 13 aku merasakan itu. Merasakan masa kecil ketika kota ini masih memiliki sebidang tanah untuk kita bermain petak umpet atau bentengan yang kini telah menjadi bagian dari bahan bacaan anak-anakku kini.
Saat cakarmu telah menggores langit dan kaki-kakimu telah menghujam sedalam-dalamnya, jangan salahkan tangisan langit yang berjuta banyaknya menjadi luapan air karena anak-anak sungai yang dulu ku pakai untuk bermain air menggunakan gedebong pisang itu, juga sudah hilang entah kemana.
Dari atas koridor 13 aku beringsut dari kerasmu menuju tempat dimana orang-orang yang telah kehilangan tempat bermain dulu.
Tangerang, 15 Maret 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H