Dengan munculnya MV "Sapu Jagat" Nissa Sabyan dan Ayus, sudah barang tentu bagi para fans disambut positif dan suka cita. Komentar bernada kangen, rindu, jangan menyerah serta yang bernada motivasi pun menghiasi kolom komentar pada video ini.
Berbeda bagi mereka yang bukan fans dari Sabyan Gambus, munculnya musik video tadi justru ditanggapi dengan negatif. Mereka yang berada pada posisi ini memang bisa dikatakan sudah terlanjur terbawa ke dalam alur drama yang dihadirkan oleh Nissa Sabyan itu sendiri.
Bagaimanapun kehadiran Nissa Sabyan sebagai publik figur disini, menjadi sebuah harapan publik, khususnya mereka yang menyimak pemberitaan ini sejak awal.
Publik yang seharusnya mendapat jawaban dari Nissa Sabyan terkait dugaan perselingkuhan yang dialamatkan kepadanya itu, malah mendapatkan kehadiran wanita 22 tahun itu dalam bentuk karya lagu.
Baguslah, di tengah deraan kasus seperti ini Nissa dan Ayus masih bisa fokus untuk menyelesaikan "Sapu Jagat" ini.
Namun, asumsi orang awam pasti langsung tertuju kepada alur drama yang sedang diperankan Nissa dan Ayus. Bahasa mudahnya begini, wah ternyata bisa saja persoalan isu perselingkuhan itu diangkat ke permukaan, demi sebuah produk lagu.
Tapi apa iya sampai sebegitunya. Rasa-rasanya kalau dicermati lagi nggak mungkinlah Nissa dan Ayus harus mengorbankan perasaan publik dengan menjual isu perselingkuhan demi mendapatkan jutaan jumlah viewer di MV "Sapu Jagat" mereka.
Kalaupun tidak benar dugaan di atas tadi, kenapa juga Nissa belum memberikan jawaban atas dugaan isu perselingkuhan itu.
Saya menduga bahwa soal dugaan isu perselingkuhan itu malah sudah diselesaikan secara kekeluargaan dan baik-baik antara Nissa, Ayus serta istrinya Ririe tanpa harus disorot oleh kamera.
Apakah begitu ending dari drama ini? Atau lewat MV "Sapu Jagat" itu pula yang menjadi jawaban Nissa terhadap isu perselingkuhan yang menghantamnya itu?
Kalau menyimak alur video klipnya sih sepertinya begitu. Nissa sengaja dibuat sebagai sosok perempuan yang berbalut busana serba hitam yang tengah bersedih dan kemudian menangis. Ya, seperti sebuah sikap bersalah dan penyesalan begitu deh.