"kalau begini keadaannya lebih baik kamu pindah saja" kata ibu kost bermaksud ingin menyelematkan Mitha.
"Gak usah bu, saya akan hadapi mereka." kata Mitha
Hari itu Mitha masuk kantor. Dia langsung menghadap Pak Suryo. Pak Suryo marah besar. Mitha langsung diberi SP3. Mitha terima konsekuensi itu.
Saat melewati meja kerja Satrio, sekelebatan Mitha menangkap gambar tabel di monitor komputer Satrio. Mitha hentikan langkah dan mengintip. Setelah benar benar diperhatikan, tabel yang ada di monitor komputer Satrio sama persis dengan tabel yang Mitha copas dari flashdisk putih.
Setelah mengetahui apa yang dikerjakan Satrio saat itu dengan tabel yang sama, Mitha akhirnya mulai sadar kalau Satrio lah orang yang patut dicurigai sebagai penulis berita.
"Bagaimana bisa Satrio memiliki dokumen itu? Mitha membathin.
Malam hari Mitha sengaja menemui Satrio di tempat biasa dia kongkow bersama rekan-rekannya.
Tiba di lokasi, Mitha melihat cukup banyak rekan seprofesinya dari berbagai media, tetapi tak satu pun yang ia kenal. Dari jarak agak jauh, Mitha melihat Satrio sedang ngobrol bersama teman-temannya. Mitha sengaja menguping obrolan mereka.
Mitha sempat menangkap candaan tentang Satrio yang sepertinya baru saja ketiban rejeki nomplok. Seorang wartawan, rekan Satrio berbicara sedikit keras. Mitha menangkapnya cukup jelas, bahwa Satrio baru saja mendapatkan uang yang jumlahnya sangat besar dari salah seorang pejabat penting di sebuah kementerian.Â
Intinya candaan itu, Satrio diminta traktir oleh teman-temannya. Mitha mengintip Satrio menyanggupi dan matanya menyaksikan Satrio membagi-bagikan amplop putih ke beberapa temannya.
Dari situ pikiran Mitha mulai menelisik jauh. Masih di tempat persembunyiannya, Mitha merunut cerita menjadi satu rangkaian utuh. Setelah itu Mitha pergi, mengurungkan niatnya untuk ngobrol dengan Satrio.