Ayu mulai mengerti duduk persoalannya. Ayu berusaha menenangkan hati Mitha dengan mengatakan kalau Mitha tak perlu takut, sebab Mitha memang tak menulis dan menyebarkan dokumen itu ke media lain. Namun apa yang Ayu katakan, tetap tak membuat hati Mitha tenang.
Malam itu Mitha memutuskan menginap di rumah Ayu. Mitha juga wanti-wanti ke Ayu, untuk tidak memberitahukan keberadaannya kepada siapa pun di kantor. Esok harinya ketika Mitha masih di rumah Ayu, Ayu menelpon Mitha dari kantor.
Di ujung telpon, suara Ayu terdengar sangat cemas. Mitha deg-degan.
"Kantor berantakan diobrak abrik Mit. Katanya tadi malam ada sekelompok orang masuk kantor nyari-nyari lo" kata Ayu.
Detik itu jalan darah Mitha seakan berhenti berdesir. Rasa cemas dan ketakutan nampak membekap wajah tirus Mitha pagi itu.
"Bener semua dugaan gue. Ya Tuhan bagaimana ini??" bathin Mitha.
Perasaan takut kalau keberadaannya di rumah Ayu akan diketahui, Mitha sesegera mungkin tinggalkan rumah Ayu secara diam-diam. Mitha lalu memutuskan untuk pulang ke rumah orangtuanya.
Dan sejak melangkahkan kaki dari rumah Ayu hingga mau sampai di terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta, Mitha terus dihubungi Ayu juga Pak Suryo, pimpinan kantornya. Mitha diminta untuk datang ke kantor, agar bisa menjelaskan duduk persoalan.
Namun pesan dan panggilan telpon itu Mitha biarkan begitu saja. Rasa takut yang luar biasa, membuat dirinya benar-benar panik dan tidak tahu apa yang harus Mitha lakukan, selain pergi sejauh mungkin.
Keesokan hari berita seorang wanita muda nyaris meregang nyawa, viral! Dia koma di sebuah rumah sakit setelah sebuah sedan menabraknya dengan sangat kencang. Pelaku tabrak lari masih diusut polisi. (Bersambung)
Ciledug, Maret 2021