Mohon tunggu...
Surya Ferdian
Surya Ferdian Mohon Tunggu... Administrasi - Shalat dan Shalawat Demi Berkat

Menikmati Belajar Dimanapun Kapanpun

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Krisotil: 17 Tahun Anak Haram Konvensi Rotterdam

21 Mei 2023   01:11 Diperbarui: 21 Mei 2023   02:04 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era saat ini, hanya krisotil dari dua keluarga asbestos (amfibol dan serpentin) yang masih bisa diperdagangkan dengan kekuatan hipnotis. Krosidolite, amosite, antophylit, actinolite, dan tremolit dari keluarga amphibol telah diatur ketat dan harus memiliki persetujuan informasi dari penjual dan pembelinya. Isi informasinya termasuk bahaya, dampak kesehatan, penanganan, dan pertanggungjawaban. Informasi inilah yang menjadi pembeda antara transaksi hipnotis dan realistis.

Dari dokumen-dokumen resmi pengusulan krisotil kedalam daftar material kimia industri di konvensi Rotterdam, berbagai badan dunia dan negara telah memberi laporan ilmiah dampak karsinogenik (penyebab kanker) dan penyakit lainnya dari penggunaan asbestos termasuk krisotil.

Temuan badan riset kanker internasional (IARC) mengatakan semua jenis asbestos berpotensi menyebabkan kanker paru, mesothelioma, dan lainnya. Temuan ini dikonfirmasi oleh badan dunia yang mengurusi kesehatan (WHO), dan juga menjadi perhatian khusus badan dunia yang mengurusi ketenagakerjaan (ILO). Berbagai negara yang pernah booming meraup untung dari asbestos pun telah mengeluarkan riset-riset yang mereka yakini tentang bahaya asbestos. Semuanya bersuara di dalam sidang konvensi Rotterdam. Namun tidak berdaya menghalau pengambil keputusan birokratik-antiseptik yang terus menolak memasukan krisotil kedalam daftar.

Saat ini krisotil adalah material yang masih terus diperdagangkan dari Rusia, Kazakhstan, India, China, dan negara kecil lainnya. Material ini hadir ke berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia tanpa diikuti persetujuan informasi. Seperti halnya di Indonesia, krisotil mayoritas digunakan sebagai campuran bahan baku konstruksi (atap, dinding, plafond, hingga pipa). Selain juga digunakan sebagai bahan campuran untuk barang friksi (bergesekan) seperti gasket, kanvas rem, dan lainnya serta bahan insulasi (penahan panas dan kebakaran).

Sebagai negara keempat terbesar kosumen asbestos, krisotil telah memberi keuntungan ratusan miliar rupiah kepada sedikit jumlah industri bahan baku konstruksi Indonesia. Puluhan juta lembar atap mengandung asbes didistribusikan ke berbagai belahan negeri oleh pelaku Industri. Sementara industri memperoleh insentif 0% bea masuk, bahkan informasi bahaya atap asbes pun tidak sama sekali diberitahukan kepada konsumen.

Hipnotis Industri
Upaya menghipnotis diri sendiri dilakukan resmi oleh negara dengan menamai import krisotil sebagai import asbestos "lain-lain" selain krosidolit. Seolah ada asbestos jenis lain diluar krisotil yang telah 17 tahun digugat untuk adanya persetujuan informasi. Lagi-lagi, krisotil diperlakukan seperti anak haram yang tidak mau diakui tapi dinikmati hasilnya.

Menengok jauh ke belakang, hipnotis eksportir asbes cukup besar mempengaruhi kebijakan industri bahan konstruksi di Indonesia. Bahkan salah satu industri asbes terbesar di Indonesia turut diresmikan dalam sebuah upacara kenegaraan di era orde baru. Bukan itu saja, kementerian ketenagakerjaan yang menjadi pelindung tenaga kerja dengan sukarela turut serta mengkampanyekan "penggunaan aman asbestos" lewat peraturan kelembagaannya. Hipnotis ini semakin sulit dilepaskan karena kesadaran baru tentu akan mengguncang kondisi lama dibawah pengaruh hipnotis.

Berbagai alasan dipakai industri dan digaungkan lembaga negara untuk tetap mengkonsumsi asbes. Bahkan terbaru, seorang calon presiden dengan gagah mengiklankan seolah telah berjasa meningkatkan kualitas rumah penduduknya dengan menggunakan atap berbahan asbestos. Seolah tidak ada akses informasi yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi bahaya asbestos.

"Tuhan menciptakan segala sesuatunya bermanfaat bagi manusia, buat apa tuhan ciptakan asbestos kalau tidak bermanfaat," ucap seorang pejabat kementerian yang pernah penulis temui. Pejabat ini lupa, bahwa tuhan juga menciptakan akal sebagai kesadaran manusia. Akal inilah yang harus diisi dengan informasi yang tepat agar manusia memilih manfaat ciptaan tuhan yang akan dinikmatinya dan bertanggung jawab atasnya. Informasi yang benar tentang bahaya asbestos ini juga yang terus disembunyikan dan tidak mau diakui negara.

Di Indonesia 5 pekerja pabrik pengolahan asbestos, sudah ditetapkan sebagai korban penyakit kerja dan memperoleh kompensasi. Menyusul, 1 konsumen atap asbes, 1 mantan kontraktor pengguna bahan bangunan mengandung asbes, dan puluhan mantan penderita kanker dilaporkan secara ilmiah sebagai korban asbestos di Indonesia. Berbagai riset bahan pengganti asbestos pun telah banyak dipublikasikan dan diserahkan untuk makin meyakinkan pemerintah agar bersuara di dalam sidang konvensi Rotterdam.

Watak birokrat-antiseptik memang masih melanda banyak negara. Dalam banyak pertemuan yang dilakukan Lion Indonesia, aroma birokratis dan cuci tangan ini begitu kuat terasa. Saling lempar tanggung jawab antar lembaga sudah tidak asing ditemui Lion Indonesia dan mungkin lembaga lain yang memperjuangkan perubahan kebijakan di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun