Mohon tunggu...
Hikmatullah
Hikmatullah Mohon Tunggu... Relawan - Pembelajar

Manusia Tanpa Bakat Istimewa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Negeri Kabut

16 September 2019   02:06 Diperbarui: 16 September 2019   02:20 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Dalam kenangan pergolakan pertiwi

Kabut gelap rahasia masih menyelubungi

Bencana dan tragedi terus terjadi

Diatas tanah titisan para wali.

Negeri ku kaya raya

Negeri ku terus dilanda bencana

Dari gempa bumi,

Tsunami,

Gunung berapi,

Semua seakan menjadi tradisi.

Jutaan nyawa telah hilang, dan kita

masih tunduk pasrah pada hukum alam.

Negeri ku kaya raya

Tak hentinya menerkam yang lemah tak berdaya

Sedang mereka yang berkuasa

Menari diatas penderitaan manusia.

Di ruang renungan aku bertanya pada Ibu Pertiwi

Kenapa engkau titipkan kami pada para menteri?

Yang tak ada dikepalanya selain diri sendiri

Sementara kami menengadah disini,

Ditengah asap yang menyelimuti.

Jakarta, September 2019

IG @Man_Prahara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun