Mohon tunggu...
Madjid Lintang
Madjid Lintang Mohon Tunggu... Wiraswasta - Orang biasa yang masih terus belajar.

Di hadapan Tuhan aku hanya sebutir debu yang tak berarti. Pembelajar yg tak henti belajar, dan seorang hamba Tuhan yang penuh dosa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Orangtua yang "Bisa Ditanya"

4 Oktober 2020   10:59 Diperbarui: 4 Oktober 2020   11:08 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak-anak mempunyai naluri ingin tahu tentang kelahiran, kematian, dan segala hal yang berada di antara kelahiran dan kematian. Mereka pada akhirnya mendapat jawaban atas semua pertanyaannya -tapi dari siapa? 

Apabila anda ingin menjadi sumber informasi yang utama bagi anak-anak anda, tanamkan itu sejak dini dengan mengajak mereka bicara secara terbuka, berdasar fakta dan terus terang mengenai berbagai soal penting dalam kehidupan mereka. 

Berusahalah dengan keras untuk menjadi orang tua yang "bisa ditanya" -artinya, menjadi seseorang yang menurut anak-anak anda tidak akan menghakimi, menertawakan, atau menghukum mereka karena melontarkan pertanyaan. Orang tua yang 'bisa ditanya' merespons segala pertanyaan _ dengan kata-kata dan sikap yang menyiratkan: "Saya senang kamu mau bertanya." 

Anak-anak secara naluriah merasakan seberapa besar respons orang tuanya untuk membicarakan masalah-masalah tertentu. Jika anda menghindari pembicaraan mengenai topik yang peka seperti kematian, adopsi, atau orang tua yang kecanduan alkokol mereka akan belajar memendam keprihatinannya sendirian. 

Kalau anda mengabaikan soal-soal yang "memalukan" -seperti pornografi, homoseksualitas, dan masturbasi -anak-anak anda bakal mendapatkan informasi (atau misinformasi) dari orang lain. 

Bila anda menyepelekan nilai penting dari pengalaman-pengalaman hidup seperti pindah ke rumah baru, hari pertama bersekolah, atau menjalani rawat inap di rumah sakit, anak-anak akan menganggap anda tidak memahami ketakutan-ketakutan mereka. 

Komunikasi terbuka merupakan alat orang tua yang paling ampuh. Informasi ini akan membantu anda untuk menggunakannya lebih sering dan secara arif. 

Mengapa Anda Harus Bicara Dengan Anak-Anak Anda? 

Anak dari usia empat sampai duabelas merupakan masa-masa formatif, dimana anak-anak sedang mengembangkan pondasi bagi keyakinan, nilai-nilai dan sikapnya yang mendasar. Ini juga merupakan periode ketika anak-anak biasanya sangat terbuka dan tertarik untuk menerima arahan dari orang tuanya. 

Adalah ideal untuk memulai perbincangan mengenai soal-soal penting sejak dini. Hal ini akan menciptakan suatu pola kejujuran dan keterbukaan yang cukup sulit dimantapkan begitu si anak mencapai usia belasan tahun. Pada usia itu, para remaja belasan tahun sudah mendapatkan sumber-sumber informasi lain terhadap berbagai pertanyaannya. 

Bagaimana Caranya Berbicara Dengan Anak-Anak? 

Cara anda bicara dengan anak-anak anda sama pentingnya dengan apa yang anda bicarakan. Kuasai apa yang akan Anda bicarakan. Untuk menjadi efektif dalam memberi nasehat dan bimbingan, anda harus menguatkan posisi anda di mata anak-anak anda sebagai seorang ahli untuk permasalahan tersebut. Jadi sebelum memberikan nasihat mengenai suatu topik seperti seks atau kecanduan alkohol, anda mesti membaca lebih dulu topik tersebut. 

Berterus-teranglah. Anda mesti berterus terang mengenai apa yang anda ketahui dan apa yang tidak anda ketahui. Hindari penjelasan yang melebih-lebihkan suatu fakta untuk membuat suatu kesan atau melencengkan fakta itu untuk menjauhkan diri anda dan anak anda dari rasa kecewa. Biarkan anak-anak anda belajar mempercayai segala hal yang anda ceritakan pada mereka. 

Langsung ke permasalahannya. Hindari penjelasan yang melebar kemana-mana; usahakan untuk selalu langsung ke persoalannya. Anda akan dapat memelihara perhatian dan rasa hormat anak anda bila anda menghindari kecenderungan memberi kuliah atau khotbah 

Katakanlah dengan jelas. Gunakan bahasa yang sederhana dan konkret sesuai dengan tingkat perkembangan anak anda. 

Hargai Pendapat Anak Anda. Jangan sekadar meme'rintahkan apa yang mesti dilakukan atau dipikirkan anak-anak, tapi tanyakan apa yang mereka pikirkan mengenai masalah-masalah tertentu. 

Ingatlah untuk selalu mendengarkan dan menghargai pendapat anak-anak anda sehingga pembicaraan dengan mereka pun bisa dua arah. Sikap menghargai juga menuntut diberikannya alasan-alasan mengapa anak-anak harus bersikap dalam cara tertentu Alasan-alasan ini membantu mengembangkan kekuatan dan kemandirian berpikir anak-anak dalam menilai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun