Mohon tunggu...
Miss Santi
Miss Santi Mohon Tunggu... Dosen - Ibu dua anak

Jangan takut menjadi diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Wanita, Yuk Kenali Relasi Interpersonal yang Toksik

29 Januari 2021   12:04 Diperbarui: 29 Januari 2021   12:05 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Ada banyak jenis relasi interpersonal yang toksik, dan banyak wanita tidak menyadari bahwa mereka memiliki relasi yang toksik . Padahal  sebuah relasi interpersonal yang toksik dapat mempengaruhi kondisi mental kita dan meningkatkan beban  hidup kita. 

Mengapa relasi interpersonal yang toksik harus dihindari?

Bila relasi interpersonal kita  dengan pasangan  membuat kita lebih sering sedih, marah, tertekan, atau kecewa berarti ada yang salah dengan relasi tersebut. Jadi indikator adanya hal yang salah dari sebuah relasi interpersonal  dengan pasangan adalah jika  kita  tidak pernah merasa puas atau bahagia.

Relasi interpersonal  yang toksik adalah semua relasi interpersonal  yang merampas kesejahteraan kita.  Terkadang kita  mengalami kesulitan untuk menilai apakah kita berada dalam sebuah relasi yang toksik dengan pasangan.  Hal ini  terjadi karena kita merasa ada saat-saat bahagia  dari relasi tersebut sehingga meyakinkan kita bahwa toksisitasnya tidak seburuk yang kita pikirkan.

Jangan biarkan pikiran kita terus berpikir bahwa relasi interpersonal yang dijalani  tidak bermasalah. Ingat relasi interpersonal yang toksik dapat membahayakan kesehatan fisik dan jiwa. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan yang tidak sehat dapat menyebabkan berbagai masalah berikut:

1.   Stress meningkat

2.  Sistem imun terganggu

3.   Sistem endokrin fungsinya terganggu

4.   Ansietas

5.  Depresi

6.  Gangguan kesehatan fisik : peningkatan Heart rate/ denyut jantung, peningkatan tekanan darah, perubahan nafsu makan (meningkat/menurun)

7.  Self control terganggu

8.  Gangguan konsep diri : harga diri rendah

9.  Munculnya gaya hidup tidak sehat : merokok berlebihan, mengkonsumsi alkohol

Bagaimana cara mengenali bahwa kita memiliki relasi toksik dengan seseorang yang spesial dalam hidup kita ?

Bila kita memiliki relasi  dengan seseorang yang spesial atau pasangan namun kita merasakan hal - hal dibawah  ini,  itu dapat menjadi tanda bahwa kita memiliki sebuah relasi yang toksik dengan orang tersebut :

1.  Selalu menyelesaikan setiap masalah yang telah dibuat olehnya

2.  Menutup atau menyembunyikan kesalahan yang  telah dilakukannya

3.  Selalu merasa cemas saat bertemu dengannya

4.  Kehadirannya membuat kita lelah secara emosional

5.  Menjadi marah atau tertekan saat berada dekat dengannya

6.  Adanya perasaan untuk selalu membuat dia terkesan

7.   Drama atau masalah yang dibuatnya mempengaruhi kita

8.   Kita tidak menyukai diri kita sendiri saat berada didekatnya

9.   Dia  tidak peduli dengan kebutuhan kita

10.  Kita tidak bisa mengatakan "tidak" padanya

Wanita yang hebat harus mampu menolak  relasi interpersonal yang toksik. Contoh relasi tersebut  adalah

1.   Relasi  dengan orang yang terlalu mengontrol hidup kita

Bila relasi atau pasangan  kita ingin mengendalikan segala sesuatu tentang hidup kita, mulai dari tempat yang kita kunjungi atau orang yang kita lihat. Seiring waktu, maka orang tersebut dapat  mengontrol apa yang kita katakan, lakukan, dan pikirkan. Dia akan marah atau kesal jika kita tidak setuju dengannya, dan dia akan terus mencoba mengubah opini kita.  Ingat, kita tidak akan memiliki ruang pribadi jika kita memiliki hubungan dengannya.
Wanita hebat tidak membiarkan ini terjadi, segera akhiri hubungan seperti ini. Memiliki relasi  dengan seseorang yang selalu mengontrol hidup kita bukanlah relasi  yang sehat. Kecuali jika kita memang tipe pribadi yang suka selalu diberi tahu apa yang kita lakukan dan katakan. 

2.   Relasi dengan orang yang manipulatif 

Pada hubungan yang manipulatif, orang lain akan mencoba mengacaukan persepsi kita tentang realitas. Saat kita memiliki bukti tentang sesuatu, dia akan mencoba memberi tahu  bahwa kita yang salah. Dia sering kali begitu bersikeras dan tidak pernah goyah, dan kita akhirnya mempercayai dia. Orang tersebut melakukan ini agar  dapat lolos dari perilaku yang biasanya tidak Anda tahan. Orang manipulatif hanya memikirkan diri  sendiri,  melakukan dan mengatakan apa saja untuk menguntungkan diri mereka sendiri. Orang  seperti itu tidak peduli (bahkan tidak sedikit pun) siapa yang mereka sakiti sepanjang jalan atau siapa yang terpengaruh oleh perilaku dan kebohongan mereka.

3. Relasi dengan orang  yang  narsistik

 Seorang yang narsistik  sering berbicara tentang diri mereka sendiri dan hampir tidak akan membiarkan kita berbicara sama sekali. Tipe orang narsistik tidak akan mengajukan pertanyaan dan tidak akan memberi kita kesempatan untuk menanggapi apa pun yang mereka katakan. Orang yang narsistik mementingkan diri sendiri dan tidak akan mampu memperhatikan kebutuhan atau keinginan kita.

4  Relasi yang penuh drama

Individu yang toksik  selalu memiliki sesuatu untuk dikeluhkan atau ditangisi, dan sepertinya tidak ada yang bisa diselesaikan. Bahkan jika satu masalah teratasi, masalah lain akan segera terjadi. Tujuannya ingin kita bersimpati dan mendampingi saat dia terus mengeluh. Sayangnya, orang ini tidak menginginkan nasihat, dan  juga tidak mendengarkan apa yang kita katakan. Orang ini juga selalu berperan sebagai korban karena membuatnya merasa penting atau mendapatkan perhatian.

5.  Relasi yang cemburu atau menghakimi

Menjalin hubungan dengan individu yang cemburu itu toksik karena mereka tidak akan pernah bahagia untuk kita. Ketika dia cemburu, dia juga menjadi menghakimi dan sering mengkritik kita. Ciri - ciri orang tipe ini adalah selalu mengatakan sesuatu yang negatif, selalu menemukan sesuatu yang salah dengan setiap orang yang ditemui dan berperilaku seolah-olah  lebih unggul. 

6.  Relasi yang berpusat pada satu sisi

Saat menjalin suatu relasi kedua pihak  harus berusaha membina dan mempertahankan relasi. Ketika merasa hanya  anda yang terus-menerus berupaya atau mencoba menjalin hubungan, pertanda bahwa hubungan itu hanya sepihak  yang akihinya membuat Anda merasa lelah secara emosional serta menggangu  harga diri Anda.

7.   Relasi yang didasari kebohongan

Menjalin relasi  dengan individu yang penuh dengan kebohongan  akan merugikan diri kita dan menyebabkan kita kehilangan kepercayaan. Kita akan mempertanyakan semua yang dikatakan orang lain tentang pasangan kita. Kita akan secara obsesif mencoba menemukan kebenaran atau menemukan hal-hal lain yang mungkin dia sembunyikan.  Jadi jangan membuat diri kita mengalami sakit hati lebih baik akhiri relasi yang didasari oleh kebohongan.

Salam sehat jiwa

Penulis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun