Mohon tunggu...
San Edison
San Edison Mohon Tunggu... Jurnalis - Sahabat Pena

Pemuja Senja

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Telekomunikasi Indonesia: Frans Seda Merintis, Johnny Plate Melakukan Transformasi Digital

5 Desember 2022   19:54 Diperbarui: 5 Desember 2022   20:08 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dua putra NTT, Franciscus Xaverius Seda atau dikenal Frans Seda yang merupakan Menteri Perhubungan periode 1968-1973, serta Johnny G Plate yang saat ini menjabat Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), memiliki peran penting dalam perkembangan sektor telekomunikasi di Indonesia.

Frans Seda adalah sosok penting yang merintis kebijakan di sektor telekomunikasi pada masanya. Adapun Johnny Plate, menggenjot akselerasi transformasi dan adopsi digital, sebagaimana dilakukan beberapa tahun terakhir dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Hal ini terungkap dalam Seminar Nasional Jejak Frans Seda -- Perjuangan dan Pengabdian untuk Tuhan dan Tanah Air, di Kampus Atmajaya, Jakarta Pusat, Kamis 1 Desember 2022.

Dalam seminar tersebut, sebagaimana dikutip dari situs resmi kominfo.go.id, Johnny Plate banyak mengulas peran Frans Seda dalam sektor telekomunikasi, terutama dalam hal membangun konektivitas fisik.
 
Ia menyebut, landasan kebijakan telekomunikasi saat ini lebih merupakan lanjutan dari rintisan kebijakan yang dibuat Frans Seda, yaitu konektivitas fisik dengan membangun bandara dan pelabuhan di seluruh Indonesia dengan tanah yang sangat terbatas sekaligus membuka telekomunikasi.

Pada era Frans Seda, komunikasi dan telekomunikasi digunakan untuk menghubungkan antar-pulau, antar-etnik dengan dialek yang berbeda-beda.

"Kalau bahasa persatuan nasional kita itu perlu dikomunikasikan ke seluruh penjuru Tanah Air dibutuhkan telekomunikasi saat itu. Saat sekarang, telekomunikasi yang dibangun dulu harus ditindaklanjuti melalui transformasi digital yang harus dilakukan secara akseleratif," kata Johnny Plate.

Ya, membahas jejak Frans Seda, tentu sangat menarik. Pria kelahiran Flores, 4 Oktober 1926, ini merupakan salah satu tokoh penting yang menempati jabatan strategis pada tiga zaman, yakni sebagai menteri era orde lama, menteri era orde baru, hingga Penasehat Presiden di era reformasi.

Frans Seda mulai menjadi menteri di ujung era Presiden Soekarno. Ia awalnya didapuk sebagai Menteri Perkebunan pada periode 1964-1966. Ia bahkan menjadi menteri pada usia 38 tahun.

Selanjutnya, Presiden Soekarno memberinya kepercayaan sebagai Menteri Pertanian. Masa jabatannya cukup singkat, yakni pada periode 24 Februari 1966 -- 25 Juli 1966.

Kemudian oleh Presiden Soeharto di awal pemerintahannya, Frans Seda dipercayakan menduduki posisi penting, yakni sebagai Menteri Keuangan untuk periode 25 Juli 1966 -- 6 Juni 1968. Inilah fase di mana keadaan keuangan Indonesia di awal Orde Baru sangat tidak baik.

Namun, Frans Seda dengan kemampuannya, sukses membawa ekonomi Indonesia ke arah yang lebih stabil setelah didera inflasi hingga 650 persen. Ia bahkan mengarahkan Indonesia kembali dalam pergaulan masyarakat internasional, serta menerapkan kesatuan penganggaran pemerintah pada Kementerian Keuangan hingga menerapkan model anggaran penerimaan dan belanja yang berimbang.

Dua hal penting tersebut yang bahkan hingga kini masih diterapkan dalam dunia keuangan Indonesia. Inilah yang menurut pendapat Emil Salim, salah satu sahabat dekatnya, 'tidak berlebihan apabila kita menyebutnya sebagai Pahlawan Keuangan Indonesia'.

Sukses sebagai Menteri Keuangan, Presiden Soeharto kemudian memberinya kepercayaan sebagai Menteri Perhubungan (Pengangkutan, Komunikasi, Pariwisata) periode 6 Juni 1968 hingga 28 Maret 1973.

Saat itu, Frans Seda sukses merintis penerbangan dan pelayaran perintis di berbagai daerah di Indonesia, khususnya di Indonesia bagian timur. Ia juga turut berperan penting dalam pembangunan beberapa kawasan wisata unggulan, seperti di Nusa Dua, Bali.

Pembangunan konektivitas fisik oleh Frans Seda ini, sebagaimana disebut Menkominfo Johnny G Plate, merupakan rintisan kebijakan telekomunikasi yang kemudian menjadi fondasi penting dalam melakukan akselerasi transformasi digital saat ini.

Soal transformasi digital ini, harus diakui, pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo dengan Johnny G Plate sebagai Menkominfo-nya, benar-benar digenjot. Ini termasuk pembangunan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TKI) hingga daerah-daerah pelosok di Indonesia.

Pemerintah tak main-main mendorong upaya percepatan tranformasi digital melalui pembangunan sarana infrastruktur jaringan telekomunikasi backbone nasional, yaitu pembangunan Palapa Ring Integrasi sebagai perluasan jaringan fiber optik Palapa Ring yang telah eksisting saat ini.

Selain Palapa Ring atau biasa disebut Tol Langit, pemerintah melalui Kementerian Kominfo saat ini juga fokus menyelesaikan megaproyek Satelit Satria (Satelit Republik Indonesia)-1.

Nah tidak salah kan, jika dikatakan Frans Seda telah merintis dan meletakkan fondasi sektor komunikasi Indonesia, sementara Johnny Plate kebagian melanjutkannya dengan melakukan transformasi dan adopsi digital yang akseleratif?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun