Satu-satunya eksekusi penalti Lionel Messi yang membuahkan gol adalah ketika Argentina justru kalah 1-2 dari Arab Saudi pada laga perdana penyisihan Grup C Piala Dunia 2022.
Jadi, jika selevel Lionel Messi saja pernah gagal, maka jelas bahwa menjadi 'algojo' dari titik putih bukanlah hal sederhana. Tidak mudah.
Itu pula artinya, sukses menggetarkan gawang lawan dari jarak 11 meter itu layak dirayakan oleh sang eksekutor. Apalagi gol tersebut sangat dibutuhkan tim, bahkan juga sang eksekutor.
Ini juga yang terjadi dengan bintang sepak bola asal Portugal, Cristiano Ronaldo. Kapten Timnas Portugal itu sukses menggetarkan gawang Ghana dari titik putih, pada laga penyisihan Grup H Piala Dunia 2022, Kamis 25 November lalu.
CR7 lalu merayakan gol itu, karena penting artinya bagi Portugal untuk melangkah lebih jauh di Piala Dunia 2022.Â
Bukan itu saja, Cristiano Ronaldo juga layak merayakan gol itu, sebab secara pribadi ia akhirnya membuat rekor sebagai satu-satunya pemain yang mencetak gol di lima edisi Piala Dunia berbeda.
Jika usai laga yang berakhir dengan kemenangan Portugal 3-2 atas Ghana itu muncul sindiran tentang selebrasi berlebihan sang superstar atas golnya dari titik putih, maka boleh jadi itu datang dari mereka yang memang tidak suka sosok CR7. Atau lebih tepatnya, mereka tidak mau mengakui kehebatan Cristiano Ronaldo.
Mereka juga lupa, yang dibutuhkan pada akhirnya dari pertandingan sepak bola adalah gol. Cara bermain, teknik mengocek bola, seni membuat gol, tak lebih dari sekadar pemanis atau lebih ke urusan seni menghibur penonton.
Toh, CR7 juga tercatat sering gagal mengeksekusi si kulit bundar dari titik putih. Bahkan sepanjang karirnya, tercatat 144 kali Cristiano Ronaldo menjadi eksekutor penalti. 29 di antaranya gagal membuahkan gol.
Terakhir Cristiano Ronaldo gagal mengeksekusi penalti pada waktu normal laga babak keempat Piala FA, saat Manchester United bersua Middlesbrough, Sabtu 5 Februari 2022 lalu.