Labuan Bajo bukan lagi kota kecil yang parasnya kumuh seperti 20 tahun lalu. Ibu kota Kabupaten Manggarai Barat di ujung barat Pulau Flores itu selama beberapa tahun terakhir telah disulap menjadi salah satu daya tarik wisata internasional.Â
Sisi utara kota kecil yang persis berada di bibir pantai, telah ditata apik. Kampung Ujung telah dipermak menjadi kawasan pusat kuliner. Kampung Tengah kini menyuguhkan Waterfront yang indah dan menyatu dengan pesona kawasan Marina Labuan Bajo.
Puncak Waringin pun telah bersolek. Pembangunan Kompas Bajo dengan arsitektur bergaya rumah adat Manggarai yang menjadi pusat suvenir, rumah tenun, amphitheater, ruang terbuka hijau hingga area parkir, telah membuat paras Puncak Waringin semakin cantik.
Di sebelahnya, bahu jalan telah didesain khusus dan didandani, sehingga menjadikan tempat tersebut sebagai salah satu spot paling indah menikmati sunset, siluet pulau-pulau, dan siluet ratusan kapal pinisi.
Soal infrastuktur jalan, beberapa ruas utama sudah rampung dikerjakan. Pelabuhan Multipurpose Wae Kelambu juga sudah dibangun megah. Sementara perluasan Bandara Internasional Komodo, sedang berlangsung.
Hotel-hotel berbintang, jangan tanya lagi. Meski jumlahnya masih kalah jauh dari Bali. Namun semua telah berubah. Sangat jauh jika dibandingkan dengan wajah Labuan Bajo 10 tahun lalu.
Dengan biawak purba Komodo dan Pulau Padar sebagai magnetnya, tentu tidak berlebihan jika pemerintah kemudian memberikan label destinasi wisata super prioritas untuk Labuan Bajo. Bahkan sering juga disebut destinasi wisata super premium.
Kaum Milenial dan Promosi Wisata
Wajah baru hingga label Labuan Bajo ini, tentu diharapkan semakin memikat hati para pelancong untuk berkunjung. Tidak saja dari dalam negeri, namun juga wisatawan mancanegara.Â
Karena itu, sangat penting untuk terus mempromosikan pariwisata Labuan Bajo. Promosi ini tentu tidak semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah.Â