"Yang jelas, dengan percontohan pola seperti ini kita tak perlu lagi mengeluarkan biaya pakan. Karena, semua komoditi perikanan diberi pakan oleh gracilaria," jelasnya.
Sebagai ungkapan rasa syukur, Akmal meminta semua pihak dapat berkolaborasi mengembangkan lahan-lahan mangrove serupa. Hal ini dikarenakan inovasi tambak ini dapat diaplikasikan tanpa merusak hutan mangrove.
Dirinya berharap mulai dari OPD pemprov, kepolisian, TNI dan perbankan dapat bekerjasama menyukseskan program yang memiliki keuntuangan ekonomi tersebut. Sehingga, petani nelayan khususnya anak muda bisa berkembang mengelola tambak.
Selain keuntungan ekonomi, peluang generasi muda untuk berkontribusi dalam pembangunan sektor perikanan cukup besar. Seperti yang telah dibuktikan dalam panen perdana di Desa Labangka, anak-anak muda setempat berhasil mengelola tambak 4 in 1 dengan baik dan menghasilkan produk yang berkualitas.
Hal ini menunjukkan bahwa inovasi dalam bidang perikanan dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di daerah pesisir.
Renanda Hanif Purwanto selaku pengelola Tambak Labangka mengaku bahwa berhasilnya panen perdana ini terdapat peran dan dukungan Pj Gubernur Akmal Malik bersama Pemprov Kaltim.
"Alhamdulillah, panen perdana satu tambak 300 kg kepiting, bandeng 300 kg, udang 70-80 kg. Sedangkan rumput laut target kita 300-400 kg selama empat hingga lima bulan dibudidayakan," jelas Hanif.
Inovasi budidaya perikanan ini merupakan sebuah inovasi yang sangat menjanjikan dalam pengembangan sektor perikanan. Konsep yang tidak hanya meningkatkan produktivitas lahan tambak, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat dan membuka peluang bagi generasi muda.
Keberhasilan panen perdana tambak 4 in 1 di Desa Labangka diharapkan dapat menginspirasi daerah lain untuk menerapkan konsep serupa. Dengan demikian, sektor perikanan Indonesia dapat semakin berkembang dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian nasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H