Sungai Mahakam, sebuah anugerah alam yang membelah Kota Samarinda, menawarkan pengalaman wisata yang tak terlupakan. Salah satu cara terbaik untuk menikmati keindahan sungai ini adalah dengan mengikuti wisata susur sungai menggunakan kapal wisata Silaq Maran.
Silaq Maran adalah salah satu kapal wisata yang cukup populer di Kalimantan Timur, khususnya di sekitar Sungai Mahakam. Alat transportasi air itu seringkali digunakan untuk kegiatan wisata susur sungai, terutama di malam hari. Rute wisatanya biasa melewati berbagai landmark penting di sepanjang Sungai Mahakam, seperti jembatan-jembatan megah, bangunan bersejarah, dan pemandangan kota yang indah.
Aslinya, Silaq Maran adalah kapal tradisional yang telah dimodifikasi menjadi kapal wisata. Pada Sabtu (9/11/2024) kemarin, Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur, Akmal Malik menjamu empat tamu dari tiga negara di atas kapal tersebut.
Bersama aliran sungai, diskusi mereka ikut mengalir santai. Jamuan berlangsung hangat dan akrab dengan ditemani keindahan Kota Samarinda di malam hari. Para tamu itu adalah Mr Baizurah  (Malaysia),  Mr Li Yang  dan  Mr Kai Killian (Jerman), serta Mr Paul Thoeng (Belgia). Â
Mereka tampak bahagia menikmati wisata susur Sungai Mahakam di malam hari. Pesona yang tak pernah lekang oleh waktu. Tampaknya, ide Pj Gubernur Akmal memberi kesan bagi para tamu menjelajahi keindahan sungai terpanjang di Pulau Borneo itu di malam hari.
"Kita tadi bersama tamu-tamu dari negara Jerman, Belgia dan Malaysia. Berbagi pengalaman  soal perdagangan," ujar Akmal Malik.
Cahaya lampu kota yang memantul di permukaan air menciptakan suasana yang menenangkan. Rombongan di atas kapal dapat menikmati pemandangan jembatan-jembatan megah yang membentang di atas sungai, serta bangunan-bangunan bersejarah yang berdiri kokoh di tepi sungai.
"Jadi ini adalah diskusi yang sangat produktif, Â walaupun sambil santai, tapi kita bisa berbagi pengalaman. Apa yang Indonesia tidak punya apa yang Indonesia harus lakukan dan juga Kalimantan Timur," terang pria dengan gelar Doktor Administrasi Publik dari Universitas Brawijaya tersebut.
Dua tamu dari Jermannya itu merupakan doktor di bidang ekonomi. Sedangkan tamu dari Belgia adalah praktisi pembangunan, dan dari Malaysia adalah  ahli bidang subkontraktor. Pembahasan sembari menyusurinya menggunakan kapal wisata berkaitan dengan perdagangan.
Selain pembahasan membangun  perdagangan tanpa dana APBD dan APBN, mereka juga membahas bagaimana membangun ekosistem ekonomi yang baik untuk pembangunan yang berkelanjutan.
"Kita berbagi pengalaman tentang bagaimana membangun  perdagangan tanpa harus menggunakan dana APBD dan APBN. Kita bisa menggunakan sumber-sumber pembiayaan yang cukup banyak dari  luar negeri," jelas Pj Gubernur Akmal.
Pertukaran  entrepreneur muda dan pengusaha-pengusaha muda antarnegara menjadi topik yang paling menarik bagi Akmal di dalam pertemuan tersebut. Selaku pimpinan di pemerintahan daerah, ia tertarik untuk merealisasikannya dalam waktu dekat.
"Tetapi butuh yang riil  bergerak di bidang bisnis, bukan di kontraktor. Ini yang kita akan coba upgrade ke depan," tambahnya lagi.
Turut hadir Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)  Provinsi Kaltim Bambang Arwanto,  Kepala Dinas Pariwisata Kaltim Ririn Sari Dewi, Kepala Dinas  Lingkungan Hidup Kaltim Anwar Sanusi, Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim H Irhamsyah. Turut mendampingi Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi Kaltim Hj Syarifah Alawiyah dan perwakilan dari Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman.
Suasana diskusi menjadi tampak akrab bersama hidangan lezat yang disajikan di atas kapal. Para tamu juga mengaku terkesan dengan keramahan masyarakat serta ragam kuliner Samarinda. Mereka yang berpengalaman dalam bidang ekonomi itu mengaku Kaltim memiliki potensi yang luar biasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H