"Secara umum partisipasi pemilih saat pilpres dan pileg Februari lalu jauh di atas rata-rata nasional," puji Akmal.
Akmal Malik, dalam paparannya, memberikan gambaran yang cukup mendetail mengenai tingkat partisipasi masyarakat Kalimantan Timur dalam gelaran Pemilu 2024. Angka partisipasi pemilih yang terbilang tinggi pada berbagai tingkatan pemilihan menunjukkan antusiasme yang luar biasa dari masyarakat Kaltim dalam menyalurkan hak suaranya.
Penjelasannya lagi bahwa partisipasi pada pemilihan presiden dan wakil presiden lalu mencapai sebesar 79,80 persen. Sedangkan untuk pemilihan anggota DPR RI sebanyak 79,18 persen. Begitu juga untuk pemilihan anggota DPRD mencapai 79 persen untuk pemilihan anggota DPRD.
Ketua KPU Kaltim Fahmi Idris yang turut hadir pada pertemuan itu turut melaporkan kondisi pilkada tahun ini. Fahmi Idris menjelaskan jumlah pemilih yang terdaftar di dalam DPT Kalimantan Timur mencapai 2.821.202 pemilih. Mereka akan mencoblos di  6.274 TPS dengan 30 TPS Lokasi Khusus.
"Kampanye dilakukan mulai 25 September hingga 23 November 2024. Sedangkan debat terakhir 22 November 2024. Mudah-mudahan tensi politik semakin menurun," Â ujar Fahmi menambahkan.
Meski secara umum kondisi Kaltim cukup kondusif, Ketua Komisi II DPR Rifqinizamy berharap Kaltim tetap waspada. Hal ini dikarenakan daerah ini berada di posisi kelima rawan tinggi pilkada di Indonesia akibat hanya diikuti oleh dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur.
Hal yang perlu menjadi catatan adalah dari sekian kasus pada masa kampanye, terdapat 18 kasus yang berkaitan dengan aparatur sipil negara. Padahal ASN merupakan kelompok yang diwajibkan netral. Perihal ini menjadi catatan Pj Gubernur Akmal Malik untuk menjadikan pilkada serentak berjalan dengan adil, jujur, dan kondusif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H