Dalam penuturan Arief Wiedhartono, sebelumnya produk petani sulit diterima pasar. Karena itu, mereka melakukan diskusi dengan para petani dan mengambil alih prosesnya untuk membantu produk petani bisa diterima pasar. Ditambah lagi, harga coklat mulai membaik, sehingga antusias petani menanam coklat juga semakin meningkat.
"Kami sudah punya pabrik dan alhamdulilah produk kami bisa diterima dengan baik oleh pasar. Sebagai penghasil coklat terbesar di dunia ada di Afrika dan Indonesia saat ini. Coklat ini sudah kita kirim ke Belanda, Itali dan Jepang," tutup Arief.
Konsep inti plasma pada komoditas kakao ini memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan petani, meningkatkan kualitas produk, dan memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu produsen kakao terbesar di dunia. Dengan ketersediaan bahan baku yang berkualitas dan stabil, industri pengolahan kakao di Indonesia dapat berkembang lebih pesat.
Pengolahan pascapanen merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam pengembangan sektor kakao di Indonesia. Dengan mengatasi kendala pada tahap ini, diharapkan kualitas dan nilai jual kakao Kalimantan Timur dapat meningkat secara signifikan.
Kehadiran PJ Gubernur Akmal Malik di Berau Coal merupakan kunjungan kelimanya ke sejumlah perusahaan pemilik IUP. Sebelumnya, kunjungan sudah dilakukan ke PT Indominco, PT Kitadin, PT MHU dan PT Kideco. Selain melakukan penanaman bibit kakao, Pj Gubernur Akmal Malik juga meninjau pengolahan perikanan dan pengolahan air eks kolam tambang menjadi air baku siap pakai, bahkan siap minum yang dikelola Berau Coal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H