Perubahan besar seringkali dimulai dari langkah-langkah kecil yang konsisten. Seperti yang diajarkan dalam hadits Nabi Muhammad SAW, "Barangsiapa yang menghidupkan tanah yang mati, maka dia seperti orang yang menghidupkan manusia." (HR. Bukhari). Prinsip ini mengajarkan kita bahwa setiap tindakan, sekecil apapun, dapat memberikan dampak yang signifikan bagi lingkungan.
Contohnya, gerakan yang bersifat ekologis, dengan mengajak masyarakat untuk memulai perubahan dari hal-hal sederhana seperti memilah sampah, mengurangi penggunaan plastik, menanam pohon serta tanaman-tanaman pangan sehari-hari. Tindakan-tindakan ini mungkin terlihat kecil, namun jika dilakukan oleh banyak orang secara bersama-sama, akan berdampak besar pada pelestarian lingkungan.
Khususnya bagi kegiatan menanam, kegiatan tersebut tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga pada masyarakat. Menanam bersama-sama dapat memperkuat rasa kebersamaan dan kepedulian terhadap lingkungan di lingkungan sekitar. Selain itu, menanam juga dapat menjadi sarana edukasi yang efektif, terutama bagi anak-anak lebih menghargai alam dan terdorong untuk hidup lebih ramah lingkungan.
Melalui tindakan sederhana seperti menanam, masyarakat Indonesia dapat menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Setidaknya hal itu yang menjadi perhatian khusus Pejabat (PJ) Gubernur Kalimantan Timur, Akmal Malik. Oleh karenanya, ia turut hadir di acara panen areal greenhouse  Yayasan Pendidikan Ummah Balikpapan, dari hasil tanam anak-anak yang ada di berbagai Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) di Balikpapan.
Pada Minggu (13/10/2024) kemarin, Akmal Malik menjelaskan bahwa pangan adalah kebutuhan dasar yang sangat dibutuhkan masyarakat. Ia menambahkan bahwa selain sektor energi yang ada di Kalimantan Timur, sektor pangan juga tak kalah potensial. Akmal berharap warga tidak melulu hanya berpikir menggali batu bara, tetapi juga pandai memanfaatkan potensi sekitar untuk bertani dan berkebun.
"Dua sektor usaha yang paling menjanjikan di dunia adalah energi dan pangan," ujar Akmal Saat mengikuti "Kegiatan Memanen Bersama Petani Milenial Greenhouse Yayasan Pendidikan Ummah Balikpapan dan LKSA" di Balikpapan, di Jalan Batu Ratna Km 11 RT 15 Kelurahan Karang Joang Balikpapan.
PJ Akmal Malik mengakui sesekali ada yang mempertanyakan kegiatannya selaku pejabat, seakan-akan ia mengurusi urusan remeh temeh seperti membangun mindset ketahanan pangan seperti itu. Akmal menegaskan justru dimulai dari langkah kecil yang konsisten diharapkan terjadi perubahan besar dalam pola pikir masyarakat. Pada dasarnya, hidup selaras dengan alam, saling berbagi, dan membangun masa depan yang berkelanjutan adalah tujuan masa depan berbangsa dan bernegara.
"Orang tua saya selalu mengajarkan, jangan bermimpi melakukan hal-hal besar dan hebat, kalau hal-hal kecil saja kamu belum mampu lakukan. Mudah-mudahan dari hal kecil ini, ke depan akan berdampak besar bagi Kalimantan Timur," harap Akmal.
Kegiatan memanen bersama kemarin mengusung tema "Menuai Hasil, Lestarikan Bumi Memanen Bersama untuk Masa Depan yang Lebih Hijau". Setidaknya di dalam tema ini terdapat pesan ajakan bagi semua orang untuk merenung lebih dalam tentang hubungan antara manusia dan alam.
Pertama, "menuai hasil" mengisyaratkan upaya kita dalam bercocok tanam, berkegiatan produktif, yang menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Ini adalah hasil dari kerja keras dan kepedulian kita terhadap keberlangsungan hidup. Kedua, "lestarikan bumi"Â menekankan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup. Setiap aktivitas yang kita lakukan harus mempertimbangkan dampaknya terhadap bumi, baik itu udara, air, maupun tanah.
Memanen bersama dalam konteks tema ini bukan hanya sekadar kegiatan panen secara fisik, tetapi juga mengajak kita untuk berbagi hasil dengan sesama. Ini adalah bentuk solidaritas dan gotong royong yang memperkuat tali persaudaraan. Masa depan yang lebih hijau merupakan tujuan akhir dari semua upaya yang manusia upayakan. Dengan menjaga kelestarian bumi, pihak pemprov hendak memastikan bahwa generasi mendatang dapat menikmati kehidupan yang lebih baik dan sumber daya alam yang melimpah.
Banyak hal yang menjadikan PJ Gubernur Kaltim tampak berbangga atas hasil panen tanaman anak-anak LKSA (Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak). Salah satu diantaranya adalah mampu mendobrak apatisme banyak orang bahwa anggur tidak bisa ditanam dan sukses tumbuh di Kaltim. Akmal secara khusus mengirim tenaga ahli dari Bogor sebagai pendamping, dan membuktikan tanaman anggur tumbuh dan mampu dipanen di Kalimantan Timur ini.
Meski lokasi penanaman, atau yang disebut program greenhouse, berlokasi di tanah bebatuan, dan memiliki tingkat kesuburan yang tidak terlalu tinggi, hasilnya justru cukup memuaskan. Tampaknya niat kemauan serta kepercayaan diri, usaha sekecil apapun akan memberi dampak yang signifikan. Momen tersebut diharapkan PJ Gubernur Kaltim itu dapat membangun kesadaran masyarakat Kalimantan Timur.
Akmal akan terus menjawab keraguan sebagian kecil orang dengan tegas memberi perhatian lebih kepada anak-anak di LKSA-LKSA menanam buah dan sayur, baik menggunakan greenhouse dan lainnya. Sukses besar hari ini akan menjadi contoh perjuangan membangun percaya diri masyarakat untuk menanam. Selain hasil panen buah-buahan, terdapat juga sayur berupa sawi, pakcoy dan kailan merupakan hasil tanaman anak-anak LKSA Balikpapan sekira dua bulan lalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H