Penurunan harga saham platform video streaming di dunia bukan saja terjadi pada Netflix. Tercatat, seluruh platform serupa mengalami hal yang sama. Seperti halnya Disney+ Hotstar yang mencapai -5,5%, lalu Paramount anjlok -8,6%, hingga Warner Bros dan Roku yang ikutan merosot hingga  -6%.
Menurut para analisis, penurunan dan perlambatan kinerja saham layanan streaming ini terjadi karena mulai dibukanya aktivitas luar ruangan oleh pemerintah setempat, setelah selama beberapa tahun ini ditutup akibat pandemi Covid-19.
Pelonggaran aktivitas massal, menurunnya tingkat work from home, hingga suksesnya program vaksinasi membuat orang-orang lebih memilih menghabiskan waktu diluar. Hal ini juga mengurangi orang didalam menikmati layanan video streaming.
Saya sendiri merasakan bagaimana layanan Netflix menjadi jawaban dikala terpenjara di dalam rumah. Pagebluk mengantarkan saya berkenalan dengan beberapa serial streaming Korea, semacam The World of the Married.
K-Drama tersebut sempat viral karena ceritanya yang begitu dramatis. Bahkan, serial tersebut mendapat rating cukup tinggi dengan kisah yang unik tentang perselingkuhan suami, dan plot pembalasan sang istri atas pengkhianatannya.
Teman kerja saya, saat itu merekomendasikan serial tersebut untuk ditonton. Sikapnya yang begitu antusias saat menceritakan kembali kisah tersebut hanyalah sebuah hiburan, pada awalnya. Lambat laun, antusiasme itu menular. Yang pada akhirnya saya ikut berlangganan Netflix setiap bulan.
Setelah dua tahun berlalu, menghabiskan waktu tayangan film dan serial streaming yang mencapai 30 menit hingga 2 jam tersebut tidak lagi dirasa relevan. Kalaupun dirasa perlu, paling hanya pada saat-saat tertentu, dimana para pelanggan merasa mager (tidak bergairah keluar rumah).
Kondisi ini mengakibatkan pertumbuhan pelanggan layanan streaming ikut menurun. Belum lagi berjamurnya layanan serupa ditingkat lokal dan mancanegara menjadi penghambat pertumbuhan perusahaan. Persaingan meningkat, dan pelanggan mulai mencari alternatif layanan.
Netflix sendiri kemudian mencari cara untuk meningkatkan kembali tren positif pertumbuhan pasarnya. Salah satu diantaranya menjalin kerjasama dengan Telkom Grup (IndiHome dan Telkomsel). Bersama hadirnya kolaborasi bersama ini, para pelanggan jaringan mobile seluler Telkomsel  dan internet IndiHome dimudahkan untuk menikmati beragam tayangan dan konten favorit dari Netflix melalui berbagai perangkat, seperti TV, laptop, smartphone dan tablet.
Bagi pelanggan IndiHome, layanan Netflix dapat didaftarkan melalui aplikasi myIndiHome. Cepat dan efisien di dalam aktivasi paket bundling IndiHome Netflix, dan add-on untuk pelanggan yang telah eksis sedari awal.
Selain itu IndiHome mengusung campaign 'Streaming Nyaman Tagihan Aman', dimana para pelanggan IndiHome dapat menikmati layanan IndiHome-Netflix lebih tenang karena biaya langganan telah tergabung dalam satu tagihan bulanan.
Bagi Telkom Grup, kerjasama ini makin membuat jendela hiburan mereka semakin marak. Sedangkan bagi Netflix, artinya asupan pelanggan dari perusahaan telekomunikasi pelat merah itu membuka peluang pertumbuhan pelanggan mereka.
Riwayat dan profil pelanggan eksisting Netflix akan tetap tersimpan meski membuka layanan add-on mereka di IndiHome. Seperti misalnya saya yang pernah menikmati serial K-Drama, The World of Married pada tahun 2020 tetap akan tersimpan dengan aman.
Cara lain untuk meningkatkan kembali tren positif pertumbuhan pasar, Netflix berpikir untuk menghadirkan iklan sehingga memungkinkan terjadinya penurunan harga layanan bagi konsumen.Â
Beberapa analisis justru optimis mengenai rencana ini. Apalagi upaya layanan streaming asal Amerika Serikat itu menindak keras praktik berbagi password pelanggan mereka. Dilaporkan bahwa terdapat 100 juta rumah tangga yang menggunakan berbagi password langganan mereka dengan keluarga, teman, maupun tetangga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H