Mohon tunggu...
Dhul Ikhsan
Dhul Ikhsan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pribadi

"Confidence is fashion" Follow, coment, and like IG : @sandzarjak See you there.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

"Nge-Zoom" Stabil, Ini yang Perlu Diperhatikan!

28 Februari 2022   10:05 Diperbarui: 28 Februari 2022   10:07 1318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Video konferensi dan rapat virtual, atau yang biasa disebut "nge-zoom" menjadi pilihan utama beraktivitas kerja tanpa batas semenjak pandemi muncul. 

Berawal dari trending-nya aplikasi Zoom di media sosial, murah dan mudahnya akses penggunaan, hingga mampu melakukan pertemuan-pertemuan besar di kala manusia terkungkung di dalam rumah akibat pemberlakuan lockdown. Kini, Zoom menjadi kosa kata baru di dalam dunia kerja.

Melalui kegiatan nge-zoom, gawai milik kita saling terhubung ke aplikasi dan tercipta rapat virtual. Di sanalah kemudian interaksi, instruksi, informasi, dan seluruh ide bertemu. Di dalam ruang maya, semua terkoordinasi.

Seringkali memang, jaringan internet telepon selular tidak stabil saat nge-zoom. Apalagi kalau sedang berada di lokasi dengan tingkat hambatan tinggi pada jaringan, aktivitas rapat atau webinar dipastikan terganggu.

Sebuah tips dari sebuah situs teknologi komputer menyarankan untuk menggunakan internet broadband, atau koneksi internet rumah, saat menggunakan aplikasi video conference. Berbeda dengan internet mobile yang sangat bergantung kepada kondisi cuaca dan lingkungan, internet broadband cukup stabil berkat teknologi kabel optik.

Tingkat kestabilan internet ini mengacu kepada skala perbandingan antara kecepatan unduh (download) dan unggah (upload) yang diberikan oleh pihak penyedia layanan internet, atau yang biasa disingkat dengan ISP (Internet Service Provider). Artinya, tingkat keseimbangan antara download dan upload bergantung pada layanan provider yang kita pakai.

Saat kita hanya mendengarkan atau menyaksikan pimpinan berbicara, layanan yang terpakai hanya kecepatan download. Tapi ketika kita menyalakan video dan suara, kecepatan upload menjadi krusial.

Fitur video dan suara tentunya harus dinyalakan saat kita jadi pembicara. Nah, agar kualitas mengikuti rapat zoom dengan baik, standarnya dibutuhkan kecepatan upload minimal 1Mbps. Kalau mau menghasilkan kualitas setara HD, minimal 2Mbps. Sedangkan untuk full HD quality, kecepatan upload minimal diangka 3Mbps.

Di Indonesia sendiri, rasio kecepatan upload dengan download adalah 1 (satu) berbanding 2 (dua). Pernyataan Indonesia Mean Speeds (Desember 2021) yang dirilis Ookla, perbandingannya telah mencapai 19,7 Mbps untuk upload, dan 30,7Mbps untuk download.

Pengalaman Pribadi : Penyelenggara Konferensi Zoom

Kembali ke pengalaman saya, bahwa perihal pentingnya memantau kecepatan upload saya sadari ketika terlibat di dalam penyelenggaraan konferensi zoom. Kebetulan teman saya menjadi operatornya, dan saya menjadi tim perlengkapan. Beliau butuh internet yang stabil.

Kami sewa ruang rapat di salah satu hotel di bilangan Jakarta Selatan, untuk kami sulap menjadi studio. Segala perlengkapan kami siapkan. Mulai dari PC, laptop, ring light, microphone, hingga printer dan ATK tersedia. Begitu juga SDM, mulai dari presenter, operator beserta adminnya, dan juga narasumber siap untuk tampil.

Pihak hotel juga siap menyediakan kebutuhan internet hingga kecepatan 80Mbps. Pokoknya, semua ready agar tercipta aktivitas tanpa batas. Hingga saatnya gladi resik, operator zoom kami mengeluh karena internet mengalami ketidakstabilan. "Dari pantauan gua, kecepatan upload-nya di angka 5Mbps. Boleh minta dinaikin lagi gak jadi 10Mbps, ke hotelnya?" pintanya.

Syukurnya permintaan kami disanggupi oleh pihak hotel, prosesi nge-zoom pun kelar. Namun pasca-kegiatan, teman saya memberi kesaksian bahwa kecepatan unggah terkadang menurun, yang membuat teman saya itu ketar-ketir di saat konferensi zoom tengah berlangsung. Tampaknya, provider internet yang digunakan pihak hotel memiliki performa throughput yang rendah.

Throughput adalah jumlah total dari rate transfer data internet yang efektif teramati selama interval waktu tertentu. Kerjaan teman saya itu selalu mengamati total penggunaan paket data yang terunduh dan terunggah saat penyelenggaraan zoom berlangsung. Dan menurutnya, layanan provider yang dipakai pihak hotel kadang jatuh ke angka 5-7Mbps, dari angka yang kami butuhkan yaitu 10Mbps.

Terkait kualitas layanan provider fixed broadband, lembaga konsultan bisnis Enciety sempat melakukan riset mendalam. Menggunakan metode observasi langsung, mereka menguji coba 9 (sembilan) provider, di 8 (delapan) kota di Indonesia.

Direct observation yang rilis pada bulan Februari 2022 itu menunjukkan bahwa provider internet dengan performa throughput terbaik adalah IndiHome, dengan nilai mencapai 102 persen.

Berikutnya ada MyRepublic (96%), CBN (84%), Oxygen (82%), dan Firstmedia (80%), dan terakhir Biznet (33%).

Persentase throughput ini penting untuk diamati, agar pengguna seperti kita dapat mengetahui seberapa besar pihak provider memberi layanan internet dengan kecepatan dan kestabilan yang mumpuni. Dari angka itu juga kita bisa tahu seberapa banyak paket data kita berceceran kemana-mana hingga tak terpakai, dan mengganggu aktvitas kita berselancar di dunia maya.

Perbandingan data throughput ini penting bagi saya pribadi sekiranya kembali nge-zoom, atau menjadi penyelenggara rapat virtual. Belajar banyak dari pengalaman sebelumnya, setidaknya saya musti memperhatikan kestabilan layanan internet melalui perbandingan kecepatan upload dan download, serta performa throughput yang diberikan pihak provider. Agar di kemudian hari, kami tidak lagi ketar-ketir menyelenggarakan konferensi zoom.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun