Awalnya, saya tidak punya ekspektasi terlalu tinggi saat hendak menonton Tenet. Serius, film besutan Christopher Nolan ini diulas sedemikian canggih karena mengangkat science tingkat tinggi, sedangkan saya hanyalah penonton, yah meski dibilang tidak bodoh-bodoh amat, jujur tidak suka dengan matematika dan fisika. Tapi saya bangga karena berani menonton karya yang dibintangi John David Washington dan Robert Pattinson ini.
Saya memesan kursi di barisan "C" agak ke tengah di dalam studio 4 sebuah bioskop. Sembari menenangkan diri akan kemungkinan munculnya aksi tak terduga -- karena film ini terulas dengan canggih -- saya mulai menyiapkan catatan kecil agar tidak kehilangan adegan yang menjadi benang merah cerita.
Sinopsis : Tempo Cepat
Adegan dimulai dengan suasana di sebuah bangunan Opera Nasional Ukraina. Tidak ada dialog dan basa-basi, orang-orang di dalamnya sibuk dengan urusan masing-masing. Ada penonton yang sibuk mencari kursi masing-masing, ada beberapa penonton VVIP yang bersiap menyaksikan di balik ruangan berkaca, dan dengungan alat musik menggema di seluruh ruangan.
Begitu dirigen orkestra mengangkat tongkatnya, tiba-tiba sekelompok teroris menyergap dari balik panggung. Sekejap, suasana histeris menyeruak. Detik berikutnya, kepolisian setempat yang entah darimana datangnya, telah siap dengan penyergapan tersebut dan memanggil orang yang disebutnya sebagai "Sang Amerika".
Gas penenang keluar dari sudut-sudut ventilasi seiring aksi kontra-teroris tersebut. Â Para penonton dan pemain orkestra tertidur, dan perseteruan terjadi antara polisi dan kelompok teroris. Sang Amerika yang memimpin operasi kontra-teroris sempat melihat keganjalan. Saat hampir terbunuh, seseorang melindunginya dengan cara yang aneh.
Sebuah peluru seperti ditarik dari tubuh teroris masuk kembali ke selongsong pistol. kejadian itu yang menyelamatkan dirinya di dalam gedung opera, dan menjadi pengembangan cerita yang dikatakan para pengulas film sebagai sains tingkat tinggi.
Resume
Jarang bagi saya begitu bersemangat dan antusias menonton film dari detik pertama hingga akhir. Tiap adegan Tenet memilliki tempo yang cepat. Seluruh detik adegannya adalah "daging". Tidak ada celah untuk mengalihkan perhatian dari layar bioskop.
Christopher Nolan memang sutradara cerdas -- mungkin karena itu banyak karyanya mengangkat sains. Filmnya fiksi namun memperkenalkan teknologi inversi dengan baik. Setidaknya, penonton seperti saya tahu teknologi tersebut secara definisi sebagai teknologi yang dapat membalikkan objek entropi.
Teknologi Inversi yang diangkat Om Chris memiliki jalinan waktu antara masa depan dan masa lalu yang terjadi kasat mata dan berdampak langsung pada kejadian yang terjadi saat itu juga. Maju-mundurnya waktu terjadi di saat bersamaan.Â
Teknologi pengatur waktu? Cerdas banget, bukan! Saya cari kata kunci "teknologi inversi" di mesin pencaharian berbahasa Indonesia namun tidak menemukan jawaban yang memuaskan. Saya ketik "objek entropi", ya Tuhan definisinya bikin pusing kepala.
Menonton Tenet dengan tenang dan tidak terlalu serius menjauhkan saya dari overthinking. Definisi teknologi inversi dan adegan peraganya yang begitu rumit malah membuat saya terhibur. Sepertinya gak perlu IQ tinggi untuk menonton film ini.Â
Saya yakin Christopher Nolan hanya berniat menghibur penonton dengan caranya yang khas. Dan, ia berhasil. Sedangkan saya berhasil menonton karyanya dengan tidak terlalu serius mencernanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H