Mohon tunggu...
Dhul Ikhsan
Dhul Ikhsan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pribadi

"Confidence is fashion" Follow, coment, and like IG : @sandzarjak See you there.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Para Penyuluh Agama Islam Seluruh Indonesia Diikutsertakan sebagai "Agent of Change"

26 April 2019   19:00 Diperbarui: 26 April 2019   19:24 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lokalatih Tunas Muda "Agent of Change" yang diusung  Dirjen Bina Masyarakat Islam, Kementerian Agama, tahun ini merupakan lanjutan dari seri-seri pada tahun-tahun sebelumnya. Tujuannya adalah mencetak generasi muda yang memiliki kepedulian terhadap zakat, wakaf, dan ekonomi syariah secara keseluruhan.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Muhammadiyah Yamin, menjelaskan kembali visi dari institusi tempat ia memimpin: di mana, predikat masyarakat Islam Indonesia yang taat beragama dan sejahtera lahir-batin harus terwujud. Hal itu ia sampaikan di pembukaan Lokalatih Tunas Muda "Agent of Change" angkatan ke-2, di Hotel Santika Premiere, Jakarta. Mulai dari visi itu lah, lokalatih ini hadir, di mana basis ekonomi Islam harus mulai disosialisasikan melalui agen-agen yang terpilih.

Muhammadiyah Yamin, Dirjen Bimas Islam Kemenag R.I
Muhammadiyah Yamin, Dirjen Bimas Islam Kemenag R.I
Jika di tahun sebelumnya peserta lokalatih "Agent of Change" dari kalangan mahasiswa dan nara-blog dengan semangat pembaharu; tahun ini, peserta dipilih dari para penyuluh zakat dari departemen agama di 34 provinsi.

Penyuluh-penyuluh tersebut diseleksi oleh departemen agama wilayah masing-masing, sesuai dengan kriteria yang ditentukan panitia dari Kementerian Agama Republik Indonesia.

Artinya, para penyuluh tersebut dinilai memiliki kemampuan di atas rata-rata pegawai Non-PNS lainnya; dan dianggap mampu membawa misi menyebarkan kebaikan melalui zakat, wakaf, dan ekonomi syariah kepada masyarakat.

Lokalatih angkatan kedua ini dimulai pada 25 April, dan akan ditutup pada 27 April 2019. Materi-materi yang akan disampaikan seputar penguatan dari segi pemahaman peserta mengenai zakat, ekonomi syariah, dan terutama wakaf.

Imam T. Saptono selaku pemateri mengenai per-wakafan mengakui bahwa sosialisasi mengenai wakaf ini kepada masyarakat Indonesia masih sangat sulit. Di saat negara-negara lain seperti Mesir, Malaysia, dan lainnya telah berhasil melakukan inovasi wakaf, penduduk Indonesia masih tertinggal di dalam pengelolaan wakaf.

Imam T. Saptono, Kepala BWI (kiri), Fuad Nasar, Dir. Pemberdayaan Zakat dan Wakaf (kanan). Dok. Bimas Islam Kemenag R.I
Imam T. Saptono, Kepala BWI (kiri), Fuad Nasar, Dir. Pemberdayaan Zakat dan Wakaf (kanan). Dok. Bimas Islam Kemenag R.I
Sebagai contoh, kepala Badan Wakaf Indonesia tersebut memaparkan potensi wakaf tanah di seluruh Indonesia mencapai empat ratus ribu meter per segi. Akan tetapi, total tersebut tersebar di seluruh Indonesia dalam ukuran-ukuran yang kecil, antara 50 hingga 100 meter per segi. 

Jika saja pengelolaannya mengikuti di negara Mesir; di mana tanah-tanah wakaf kecil tersebut di-ruislag (tukar guling tanah wakaf), lalu di-akumulasi menjadi satu, dan diganti dengan tanah senilai dan seluas sebelumnya di lokasi lain, pengelolaannya akan menjadi lebih efektif. Selain itu, tanah wakaf yang disatukan tersebut tidak akan kehilangan fungsi ikrar sebelumnya.

Hal ini akan membuat para nazir di Mesir dapat bekerjasama dalam pengelolaan tanah wakaf yang telah menjadi tanggung jawab mereka.

Dok. Bimas Islam Kemenag R.I
Dok. Bimas Islam Kemenag R.I
Masalahnya, masyarakat Indonesia hanya tahu bahwa tanah wakaf tidak boleh dijual. Sedangkan dari segi keperuntukannya, mereka hanya mengerti di sekitar pemakaman atau tempat ibadah saja.

Hal ini makin diperparah dengan kurangnya kapabilitas para nazir dalam mengelola tanah wakaf agar lebih berdayaguna untuk umat. Hasilnya memang ada, tetapi tidak se-maksimal sesuai visi Direktorat Bimas Islam Kementerian Agama, yang hendak membawa umat Islam Indonesia ini bukan sekedar taat, tetapi juga sejahtera.

Misi lokalatih tahun ini benar-benar fokus membina penyuluh agama Islam seluruh Indonesia untuk mengenalkan wakaf secara komprehensif kepada masyarakat.

Harapannya, para penyuluh mampu berinteraksi dan siap bersentuhan langsung dengan masyarakat sekitar dengan komunikasi yang efektif, efisien, dan kekinian. (DH)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun