Tatkala perkara perusahaan terlambat diatasi, kemeriahan ulang tahun Euis pun menjadi bencana. Rumah mereka disita, dan seluruh anggota keluarga harus keluar dari sana, malam itu juga.
Kisah berikutnya pun berkembang penuh konflik batin antara Abah dengan keluarga; maupun dengan pemikirannya sendiri.
Bagi saya, tidak ada film keluarga yang buruk. Tidak ada cerita keluarga yang jelek.Â
Saat saya menemukan adanya keganjalan pada scene hukuman pak guru karena Euis memotong rambutnya, saya tidak kehilangan fokus dengan alur narasi Keluarga Cemara sebagai tontonan keluarga. Karena, film ini benar-benar mengedukasi.Â
Pengarah cerita pada film Keluarga Cemara tampaknya berhasil mempertahankan semangat pada sinetron sebelumnya dengan judul yang sama.
Sinetron Keluarga Cemara yang populer pada tahun 1996 hingga 2004 memang sarat dengan pesan-pesan budaya. Penontonnya disajikan dengan adegan-adegan yang menampilkan ide kesederhanaan, kebijaksanaan, kebersamaan, cinta keluarga, dan saling melindungi satu sama lain.
Keberhasilan berikutnya adalah akting Widuri Putri Sasono yang berperan sebagai Ara. Kepolosannya begitu memikat hati. Dialognya begitu menggemaskan. Secara alamiah ia mampu menampilkan Cemara yang mampu memupus segala keputusasaan, dan meredakan segala amarah.
Penutup
Di sisi lain, pihak sponsor hadir di beberapa scene-scene penting. Kehadirannya cukup bersinergi dengan pesan dari film Keluarga Cemara ini. Maka, beberapa poin narasi yang ingin disampaikan sutradara diramu sedemikian rapih agar tidak mengganggu penonton.
Namun tampaknya tidak demikian bagi teman di samping bangku saya. Baginya, pesan sponsor agak mengganggu pandangnya yang sedikit iritasi dengan warna hijau, meskipun di satu sisi ia setuju bahwa kehadiran sponsor mampu menggantikan peran Abah sebelumnya yang penarik becak menjadi kekinian, sebagai mitra ojek online.