"Satu kata tentang Mazda?" Tanya kami.
"Lifestyle!"
Jawaban itu disampaikan dengan penuh keyakinan dari seorang Astrid Ariani Wijana.
Selaku Head of Marketing, wanita tersebut bertanggungjawab penuh atas aktivitas booth Mazda Indonesia, di sebuah eksibisi akbar, Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show 2018.Perawakannya mungil. Namun, bu Astrid bergerak lincah dan sangat mobile.Â
Dimintai pertanyaan, ia mau. Diajak berswafoto ria, ia bersedia. Bahkan, di sela-sela mengatur anak buahnya, beliau masih bisa memperhatikan kami, para jurnalis Kompasiana.
Bu Astrid menyebut Mazda sebagai brand lifestyle bukan tanpa data.
Produk mobil kompetitor sudah memiliki posisinya masing-masing di benak konsumen. Maka, keberhasilan Mazda menjadi bergantung terhadap perubahan mindset melalui reposisi brand.
Sporty. Nyaman untuk wanita. Keren untuk pria; serta berbagai macam istilah sematan, sudah dimiliki brand mobil kompetitor lain.Â
Segala sesuatunya mengalami titik balik ketika Mazda 2 muncul di pasaran. Image mobil yang dahulunya hanya sebagai alat mengemudi, dibuat menjadi sedemikian tak terpisahkan. Kendaraan pun menjadi sebuah extention, sebuah aksesoris kekinian bagi para pecinta otomotif.
Bersamaan dengan itu, lahirlah tagline baru Mazda 2 yang terkenal, "It Looks Good on You!"
Kini, benak konsumen terhadap Mazda sudah terpola, seperti pendapat Bu Astrid. Lifestyle dan stylish. Namun seringkali publik masih mempertanyakan kecanggihan teknologi yang diusung mereka.
Brand lain telah mantap dengan teknologi irit bensin, memang. Hal itu menjadi semacam garansi jualan.Â
Hanya saja, konsumen masih belum tahu bahwa Mazda sudah mengembangkan teknologi SkyActiv semenjak tahun 2012.
SkyActiv Technology teratribusi pada 4 bagian produk mobil tingkat lanjut keluaran Mazda, termasuk Mazda 2 GT. Chasis, mesin, transmisi, dan body mobil adalah bagian-bagian yang teratribusi tersebut.
Menggunakan teknologi SkyActiv, tingkat keiritan bahan bakar mobil Mazda berani diadu dengan produk brand lain manapun.
Hal ini pernah diuji coba dengan melibatkan jurnalis Indonesia. Mereka ditantang menggunakan Mazda jenis SUV yang telah diisi penuh dan disegel pada tangki bensinnya; serta mengadakan perjalanan sejauh 1.300-an kilometer, Jakarta-Bali.
Sistem torsinya dibuat sedemikian reliabel menghadapi hiruk-pikuk jalanan kota; begitu ringan.
Stir pada New Mazda 2 GT dapat di-adjust sesuai perkiraan jarak tangan pengemudi. Hal ini menjadikan tangan tak terasa pegal kala berkendara. Suspensinya pun mampu mengimbangi antara kenyamanan dan stabilitas kala di permukaan yang tidak rata.Â
Tidak salah jika Mazda tenar sebagai pabrikan Jepang selera Eropa. Karena, mereka berupaya menciptakan pengalaman berkendara yang stabil dan nyaman.
Sebagai bentuk pelayanan, setiap pembelian Mazda 2 GT gratis perangkat GPS.Â
Saat mobil di-starter, peta GPS ikut play on seiring munculnya display kecil transparan di atas dashboard.
Display kecil ini sengaja diterapkan tepat di depan mata pengemudi agar tetap fokus menghadap ke depan sehingga mengurangi kemungkinan kecelakaan di jalan.
Secara keseluruhan saya berpendapat bahwa SkyActiv Technology yang dikembangkan Mazda meningkatkan sensitivitas di seluruh permukaan mobil.
Produk kendaraan Mazda 2 GT jelas mengusung smart city car kekinian.Â
Selain nyaman dikendarai, tingkat keamanan berkendara 'naik level' seiring akuratnya pendeteksian kondisi blind spot, kondisi oleng, dan kondisi lainnya yang tak terduga oleh indera manusia.
Hal itulah yang saya pahami saat melakukan test drive kemarin.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI