Gita Wibawaningsih dari Kemenperin R.I membocorkan niat Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia memperluas jangkauan jaringan teknologi 5G ke seluruh Indonesia.
Ini "Wow banget!". Mengingat bahwa semenjak pemerintahan lalu yang baru mengadopsi teknologi 4G di akhir-akhir masa jabatan mereka, kini, pemerintahan sekarang memiliki visi menggarap jaringan teknologi terkini ke depannya.
Penuturan Direktur Jenderal Industri Usaha Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian tersebut disampaikan di sela-sela pembukaan Forum Komunikasi Bakohumas, Peluang dan Tantangan Industri Makanan & Minuman di Era Industri 4.0, yang bertempat di ruang Rajawali, gedung Kemenperin, kemarin (26/7).
Seiring meledaknya penggunaan internet of things akibat kemunculan teknologi 4G, lahir pula revolusi industri 4.0 di mana industri besar global mulai berpikir cepat mengadaptasi kecepatan teknologi agar dapat bertahan di tengah-tengah ancaman disruptifnya.
Bergerak sesuai road map bernama Making Indonesia 4.0 yang kemarin diresmikan Presiden Joko Widodo, Kemenperin mulai mengevaluasi dan memilih industri milik Indonesia yang akan dijadikan sektor prioritas pelaksanaan revolusi industri 4.0.
Maka terpilih lah 5 sektor industri yang menjadi prioritas Kemenperin R.I, di antaranya: industri makan dan minuman, tekstil, otomotif, elektronik, dan industri kimia. Kelima sektor inilah yang dinilai pemerintah sebagai penyumbang PDB dan tenaga kerja terbesar di dalam negeri.
Industri Makan dan Minuman Indonesia
Tidak diragukan lagi kalau industri makan dan minuman (mamin) menjadi penyumbang terbesar Produk Domestik Bruto sektor manufaktur di Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Â Mamin menyumbang 34,95 persen bagi PDB pada kwartal III tahun 2017. Itu artinya, sektor ini menjadi penyumbang tertinggi setelah sektor-sektor lainnya.
Nilai ekspornya juga mencapai 49,60 milyar dolar Amerika Serikat. Sedangkan impornya hanya senilai 14 milyar US$ saja.Â
Melalui perbandingan nilai transaksi tersebut dapat dikatakan bahwa orang-orang di luar sana lebih banyak membutuhkan dan menyukai produk makanan Indonesia.