Mohon tunggu...
Dhul Ikhsan
Dhul Ikhsan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pribadi

"Confidence is fashion" Follow, coment, and like IG : @sandzarjak See you there.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Kesaksian Barons Pub Melihat Jepang Kalah untuk Menang

11 Juli 2018   21:35 Diperbarui: 12 Juli 2018   15:24 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim Samurai Biru favorit saya di Piala Dunia edisi 2018 kali ini. Dari segi kedisiplinan, Jepang adalah jagoannya.Segala kekaguman saya kepada tim negara Jepang berawal ketika mereka kalah melawan Kolombia di Arena Saranks, Mordovia, Rusia.

Di sana, Jepang harus mengakui kekalahan dari Kolombia 1-2 dengan permainan yang ketat. Justru dari kekalahan tersebutlah, Jepang mendapatkan tempat di hati pemirsa dunia.

Sumber : FIFA
Sumber : FIFA
Yuya Osako mendapatkan gelar sebagai Man of the Match kala itu. Cukup dramatis mengingat kekalahan mereka saat itu. Namun yang paling fenomenal adalah rekaman penonton Kolombia pasca pertandingan mereka di bangku penonton. Mata kameranya menangkap betapa disiplinnya warga Jepang membersihkan lingkungan stadion dari sampah yang dihasilkan mereka.

Sang perekam kejadian pun memberikan pujian kepada penonton Jepang; meski timnya kalah, para pendukung tidak sedih berlebihan. Bahkan, mereka tetap menjaga kebersihan. Ia pun menyalami mereka satu per satu dan memberikan pujian yang tampak tak dimengerti orang-orang Jepang tersebut.

Oleh karena itu, saya langsung terima tawaran nonton bareng di Barons Pub. Tanpa perlu lagi keraguan. Di tanggal 28 Juni kemarin memang bertepatan laga Jepang versus Polandia.

Alasan lain daripadanya adalah venue nobar merupakan tempat yang jarang saya datangi. Pertama dan terakhir kali saya berkunjung ke pub kala jalan-jalan ke Gili Trawangan di tahun 2017.

Ketika seorang koki mempersembahkan karya masakannya, hadir sebotol bir bermerek Charlsberg. Brand bir internasional tersebut merupakan sponsor utama kegiatan promosi Barons Pub yang menjadi bagian tak terpisahkan dari Ambhara Hotel.

Menyaksikan bir di pub adalah sesuatu yang wajar bagi saya. Kecuali diperlihatkan di tempat-tempat yang memang tidak diperkenankan oleh aturan pemerintah. Jadi bagi saya, ha tersebut masih wajar dan legal.

Yang menarik perhatian saya justru menu-menu yang dihidangkan chef Maulana Malik Ibrahim. Begitu cantik dan mengundang selera.

Menu menyambut Piala Dunia Rusia, saya menyebutnya.

Terdapat paket menu Offside yang terdiri dari cemilan Nachos ala Meksiko, Calamari, dan sebotol Charlsberg. Bersanding dengan saos tomat dan sambal, buatan chef makin membahana.

Ada juga paket menu Corner Kick. Menunya terdiri dari nasi goreng dan mie goreng nan padat sumber energi. Cocok bagi yang kehilangan tenaga untuk nonton piala dunia, karena masing-masing menu diwadahi oleh telur dadar yang menggugah selera.

Berikutnya, ada Free Kick. Meski bentuknya cemilan kentang goreng, tahu isi, serta Spring Roll, nikmatnya nendang banget. Pokoknya tidak akan rugi menikmatinya.

Menu Pinalti justru menarik perhatian saya. Adalah roti bakar yang seakan tak bersedia jauh-jauh dari kentang goreng. Gambarannya bagaikan drama : krispi namun menggoda. 

Terakhir, paket Goal. Paket jumbo dalam bentuk Sandwich dan Chicken Burger. Makan paket ini dijamin seakan tak mungkin lagi merasakan lapar berkepanjangan.

Selain menu-menu khusus event sepakbola 4 tahunan, Barons Pub juga menyediakan promo khusus bagi para pria di hari Minggu, dan bagi wanita-wanita cantik di hari Sabtu. Bagi yang datang di hari itu, Barons Pub memberikan potongan 50% untuk semua menu makan serta minumnya.

Dokpri
Dokpri
Barons Pub juga mengadakan kompetisi seru serta program tahun baru yang dijamin menyenangkan. Untuk info lebih lanjut bisa datang langsung ke Jalan Iskandarsyah no.1, Jakarta Selatan.

Sepanjang menikmati menu makanan Barons Pub, saya justru kembung dengan minuman berkarbonasi. Saya lebih suka dengan tipe minuman tersebut. Masakan ala western memang paling nikmat jika disambangi bersama Coca Cola dan sejenisnya.

Sayangnya, kala pertandingan Jepang vs Polandia kemarin, tim favorit saya kalah. Di babak kedua jaring mereka dipaksa kebobolan oleh tendangan Jan Bednarek. Padahal di babak awal, Jepang sempat menyerang hingga ke barisan paling belakang.

Kekalahan yang dialami Jepang saat itu menjadikan nilai akumulasi "Tsubasa" sama besar dengan Senegal. Sehingga, untuk menentukan siapa yang berhak di posisi runner-up grup H ditentukan melalui jumlah kartu kuning yang dikoleksi masing-masing tim. Jepang adalah yang paling sedikit. Mereka hanya terganjal 4 kartu. Sedangkan Senegal telah mengkoleksi 6 kartu. Jadilah Jepang lolos ke babak 16 besar.

Kejadian itu juga menciptakan rekor pertama dunia, di mana Jepang menjadi negara pertama yang lolos ke 16 besar secara Fair Play.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun