Mohon tunggu...
Dhul Ikhsan
Dhul Ikhsan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pribadi

"Confidence is fashion" Follow, coment, and like IG : @sandzarjak See you there.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Rekan Perencanaan Finansial Digital, D-Save dari Bank Danamon

10 Juni 2018   20:10 Diperbarui: 10 Juni 2018   20:21 1898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Uang bukanlah segala-galanya, tapi tanpa uang manusia tidak dapat berkembang.

Istilah di atas menjelaskan peran uang dalam kehidupan kita. Secara biologis, manusia tidak bisa hidup lebih dari tiga hari tanpa air. Manusia juga tidak bisa hidup lebih dari 10 menit tanpa udara. Tapi masih bisa hidup tanpa uang hingga ajal menjelang. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk sosial.

Di area inilah uang memiliki peran yang cukup besar dalam kehidupan manusia: sosial. Setiap orang butuh berinteraksi antar sesamanya. Akibat adanya kebutuhan spesifik pada diri manusia dan kebergantungan satu sama lainnya. Alat transaksi hadir mengakomodir kepemilikan barang yang dibutuhkan dan diinginkan mereka dari orang lain secara beradab.

Ketika uang sudah memenuhi kebutuhan dasar pemiliknya, level penggunaan uang akan meningkat ke perihal tersier yang bersifat luxury; yang menunjukkan status sosialnya di tengah-tengah kelompok masyarakat.

Secara umum, sesuatu yang belum pernah dirasakan siapapun; yang langka untuk dimiliki manusia dan tampak menarik perhatian orang lain, dapat diperjualbelikan. Suatu hal yang tidak memiliki manfaat secara langsung, akan tetapi dapat meningkatkan prestige sang pemilik. Seperti halnya, kendaraan pribadi, perhiasan, barang-barang antik, dan lain sebagainya.

Melalui properti semacam itu, muncullah standar gaya hidup yang terus berkembang dari zaman ke zaman.

Hingga kini, perkembangan gaya hidup manusia cukup pesat berkembang. Manusia patut berterima kasih atas kehadiran teknologi komunikasi dan informasi. Akibat paparan visualnya, estetika baru dalam benak pikiran tiap individu hadir.Sejalan estetika itu, barang luxury tak lagi berbentuk benda mati, tetapi rupanya berevolusi kepada pengalaman hidup yang dapat dinikmati secara instant.

Sebut saja traveling, kuliner, extrem sport, dan lain sebagainya menjadi istilah-istilah baru yang mampu menggoda nalar manusia untuk merasakannya. Semua itu ada demi status sosial.

Gaya Hidup vs Kemampuan Finansial

Bukan hanya gaya hidup yang berevolusi. Uang pun berevolusi. Berterima kasihlah lagi kepada teknologi.

Kali ini teknologi digital mampu merubah fisik uang menjadi angka-angka berformat digital. Efisiensi rupa adalah tujuannya.

Bayangkan: uang yang dahulu mesti dibawa berkarung-karung atau berkoper-koper kini bisa dibawa ke mana saja, di mana saja hanya dengan kotak seukuran genggaman tangan!

Evolusi di bidang keuangan ini disebut sebagai cashless. Orang tak perlu lagi disebut berduit dengan memperlihatkan fisik uangnya. Layar monitor gadget yang akan mendeskripsikan jumlah duit milik kita.

Namun, duit yang tak lagi perlu dirasakan sentuhan tangan itu menjadikan manusia makin konsumtif. Mereka bisa menemukan barang atau layanan jasa yang diinginkan karena teknologi kominfo. Dengan bantuan digital, mereka bisa menghabiskan uangnya demi pemuasaan hasrat. Inilah permasalahan sesungguhnya dari kepemilikan uang 'zaman now'.

Alamiahnya, manusia adalah makhluk yang suka menghabis-habiskan uang (spend).

Hasrat manusia tiada pernah habis. Manusia cenderung lebih suka hidup nyaman; makan kenyang, tidur pulas, duit tumbuh sendiri di pohon (tinggal petik, deh).

Rasa nyaman itu yang biasa menghinggapi ego kita. Ego dalam diri ini yang menjadi raja dan memerintah kaki dan tangan agar memenuhi standar gaya hidup milik yang tanpa sadar belum pantas dimiliki. Maka tidak salah jika manusia disebut makhluk egois.

Untuk itu dunia diciptakan dengan perencanaan. Tuhan Maha Adil. Manajemen perencanaan menjadi solusi bagi manusia untuk menekan ego.

Tuhan memang menciptakan manusia dengan hasrat tanpa batas. Tetapi Tuhan juga membekali mereka dengan kecerdasan finansial agar manusia belajar dan tercipta keseimbangan dalam hidup.

Apa itu kecerdasan finansial?

Kecerdasan finansial adalah bakat yang dimiliki manusia untuk memprediksi dan mengatur pengeluaran hartanya untuk pemenuhan hidup.

Dokpri
Dokpri
Menurut Budi Raharjo, direktur Financial Planning One Shildt, kecerdasan finansial pada diri manusia terbagi atas 5 hal:

1.Kecerdasan menghasilkan uang. Ini adalah konsekuensi logis di mana interaksi sosial menjadikan tiap orang mampu menghasilkan uang sendiri dengan memenuhi kebutuhan dan keinginan orang lain.

2.Kecerdasan alokasi uang. Percaya deh, kalau gak ada orang yang gak bisa berhitung kecuali bagi mereka yang gak normal. Kemampuan matematis ini yang bertanggung jawab memprediksi arus kas keuangan kita ke depannya.

3.Kecerdasan kembangkan uang. Selain menghasilkan uang, manusia berpotensi memutar arus kasnya menjadi lebih produktif. Kadang ada yang lebih berani dengan bermain saham. Namun memiliki aset deposito jauh lebih aman dan tanpa resiko meski keuntungan bergerak agak lambat.

4.Kecerdasan melindungi uang. Digitalisasi adalah perkembangan tercanggih yang dirasakan manusia agar dapat menyimpan uang dan bertransaksi secara aman di mana saja; kapan saja.

5.Mencari informasi. Maksudnya di sini, manusia paham apa yang dibutuhkan dirinya sendiri. Dengan kemampuan komunikasinya mereka dapat mencari informasi suatu lembaga sebagai rekan terpercaya dalam kepengurusan finansialnya.

D-Save Rekan yang Terpercaya

Kalau belum memiliki alokasi dana untuk di tabung jangan sekali-kali berfikir untuk spend uang kalian untuk gaya hidup, apalagi berhutang.

Pesan Budi Raharjo di atas mengingatkan kita akan banyaknya program kredit dengan tawaran 0%. Kemudahan orang untuk menikmati tawaran gaya hidup dengan cicilan dan kredit murah justru akan menjadi pukulan tersendiri ke depannya.

Dokpri
Dokpri
Meski zaman makin digital tapi kita jarang menemui akun rekening yang ramah perencanaan keuangan, kecuali D-Save.

D-Save adalah produk mobile banking keluaran Bank Danamon. Kehadiran D-Save ini untuk memaksimalkan potensi kecerdasan finansial pada diri manusia.

D-Save ini bukan sekedar rekening biasa; bukan sekedar medium menabung biasa. Produk ini juga dapat digunakan untuk mengalokasikan rencana keuangan kita, seperti pendidikan, angsuran kredit barang luxury, bahkan cicilan rumah.

Saat penghasilan tetap bulanan kita muncul, pasti dong, banyak impian dan harapan muncul dari dalam pikiran. Untuk itu, sebaiknya prioritaskan hal-hal yang realistis terlebih dahulu untuk segera dialokasikan.

Seperti contoh: saat gaji bulanan kita masuk ke rekening D-Save, kita bisa langsung memecah nilai gaji kita ke dalam beberapa alokasi keperluan kita dalam bentuk sub-rekening D-Save Plus. Anggap saja, D-Save Plus 1 sebagai biaya pendidikan, D-Save Plus 2 sebagai rencana pernikahan, dan lain berikutnya. Melalui D-Save plus ini kita bisa menganggarkan besaran persentase rencana-rencana tersebut dari gaji yang kita dapat.

Fasilitas yang dimiliki D-Save ini merupakan kemudahan bagi nasabah untuk mengatur kebutuhan finansial jangka panjang dalam bentuk multiple sub-account (D-Save Plus).

Pada dasarnya, kebutuhan tiap orang berbeda-beda. Tidak harus seperti contoh di atas jika memang demikian. Syahdan, D-Save justru menjadikan kita bebas mengatur kebutuhan menabung secara bulanan/mingguan untuk mencapai tujuan finansial yang sudah dicanangkan.

Selain itu, D-Save ini juga bebas biaya transfer antar bank.

Biasanya banyak tuh, promo-promo bank lain untuk kebutuhan yang kita inginkan. Tapi kembali lagi, rekening bank lain tersebut justru lebih memungkinkan kita spend uang lebih banyak ketimbang menabung. Transfer uang ke bank lain pun berbayar. Jadi kita jarang menyimpan duit di sana kecuali memang terpaksa.

Perlu diketahui, selain membantu nasabah merencanakan finansial jangka panjang, D-Save juga membantu mereka melakukan transfer secara gratis. Perencanaan keuangan nasabah akan makin tepat sasaran.  

Selain jasa gratis transfer dari bank Danamon, D-Save juga memberikan layanan tarik tunai tanpa biaya administrasi melalui jaringan ATM BERSAMA, ALTO, atau PRIMA. Hal ini makin memantapkan produk ini sebagai rekan perencanaan keuangan kita.

Bahkan, Danamon tidak akan melakukan potongan biaya administrasi bulanan maupun biaya pinalti saldo di bawah minimum pada rekening D-Save nasabah.

Pembukaan D-Save pun sangat mudah. Tak perlu capek-capek ke cabang, karena produk ini adalah produk digital. Calon nasabah cukup mengunduh 2 (dua) aplikasi sekaligus: D-Bank dan D-Bank Registration.

Buka terlebih dahulu D-Bank Registration untuk melakukan registrasi pembukaan rekening. Siapkan wajah kalian yang paling ganteng/cantik untuk difoto, setelah sebelumnya meng-capture foto KTP.

Selanjutnya calon nasabah bisa berkontak langsung dengan teller bank Danamon secara live melalui aplikasi kamera ponsel untuk mengkonfirmasi apakah benar yang melakukan pengajuan manusia atau bukan (hehe).

Prosesnya sangat cepat. Saya sudah mencobanya sendiri dengan dibantu oleh pak Eko Fitri, Affluent Product Manager Bank Danamon.

Jika kalian membuka rekening di D-Save milik Bank Danamon ini, akan ada banyak promo menanti. Di antaranya adalah langsung mendapatkan voucher GO-PAY saat kalian melakukan top up rekening sebesar Rp 100.000,- dan melakukan transaksi senilai yang sama via D-Mobile.

Ada lagi cash back 50% apabila melakukan transaksi pembayaran tagihan kartu kredit, pembelian pulsa, dan transfer online antar bank melalui ATM, kartu debit, atau D-Mobile.

Hadiah langsung sebesar Rp 200.000 bagi nasabah yang membuka rekening D-Save Plus dengan saldo awal sebesar 2 juta rupiah.

Selain itu, hak member get member akan diberikan pihak bank sebesar Rp 50.000 per setiap orang yang membuka rekening D-Mobile dan top up sebesar Rp 100.000,-.

Kecerdasan mengembangkan uang dan mencari informasi produk keuangan yang memiliki prospektif bagus difasilitasi juga melalui D-Save dari Bank Danamon ini. Hal ini disebabkan fiturnya membantu nasabah dalam membeli produk deposito.

Penutup

Tanda bahwa finansial pribadi kita sehat adalah saat kita tidak lagi memiliki hutang yang tertunggak. Biasanya, munculnya tunggakan hutang akibat kita tidak mampu meningkatkan pendapatan. Kalaupun bisa meningkatkan pemasukan, kita gagal berdamai dengan gaya hidup kekinian yang makin marak dan beragam.

Habit (kebiasaan) harus di arahkan mulai dari sekarang, agar kita dapat menggapai goal finansial yang diharapkan. Namun idealisme semacam itu tidak akan efektif apabila tidak memiliki rekan yang memiliki visi yang sejalan.

Rekan finansial tidak harus seorang manusia juga. Kalaupun manusia, ia pasti menyarankan memiliki rekening yang bersahabat bagi calon nasabah mengatur finansial jangka panjangnya.

Tidaklah salah apabila calon nasabah memilik produk D-Save dari Bank Danamon. Karena dengan D-Save, nasabah dapat bebas menentukan rencana keuangannya. "Saatnya D-Bank, saatnya pegang kendali!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun