Upaya Pengembangan UMKM
Syahdan, dari sekedar mendekatkan merchant dengan calon pembeli, GO-FOOD festival memperluas konsepnya untuk mengembangkan peran UMKM Indonesia di bidang kuliner.
Platform yang telah diunduh lebih dari 70 juta itu lebih memilih bidang tersebut karena kuliner menjadi penyumbang PDB ekonomi kreatif terbesar di Indonesia. Secara statistik, nilainya mencapai 383 Triliun Rupiah, atau total sebesar 41,40%.
Layanan yang hadir mulai April 2015 ini sekarang telah tumbuh menjadi yang terbesar di dunia di luar Cina dan bekerja sama dengan 150 ribu merchant di berbagai kota di Indonesia. Uji coba GO-FOOD festival pun menggunakan konsep food court atau pusat jajanan serba ada (pujasera).
Senafas misi GO-JEK untuk menghadirkan dampak sosial yang lebih besar dan lebih luas, mereka memberikan kemudahan dari sisi biaya sewa booth dan jasa pelayan. GO-JEK juga menyiapkan seluruh kebutuhan peralatan masak merchant yang ikut serta.
Fokus utama perusahaan yang didirikan Nadiem Makariem ini memang memiliki fokus untuk memberdayakan para pekerja sektor informal di Indonesia.
Dari data yang dikumpulkan melalui uji coba GO-FOOD festival kemarin tercatat penjualan secara offline dan online mencapai 50 sampai 100 order per hari, dengan jumlah pengunjung mencapai 4000 orang. Hitungan data tersebut didapat dari rata-rata dua minggu pelaksanaannya.
Penghitungan dilakukan terhadap 30 top merchant GO-Food yang ada di kawasan Jabodetabek. “Tes Ombak” dinilai memuaskan.
Penetrasi Kegiatan
Mengingat keberhasilan uji coba GO-FOOD Festival di Mal Pasaraya Grande kemarin, PT Aplikasi Karya Anak Bangsa merambah kegiatannya ke beberapa wilayah, seperti : Bekasi, Bogor, dan kawasan Gelora Bung Karno, Senayan.
GO-FOOD Festival saat ini sudah diperluas ke 10 lokasi di 8 kota di Indonesia. Berdasarkan data ter-update dari mereka; dari 6 lokasi yang sudah ada, rata-rata per bulannya bisa mencapai hingga 50 ribu transaksi di tiap lokasi.