Kebutuhan akan transportasi massal menjadi penyebab hadirnya rencana pembangunan rel Mass Rapid Transit (MRT) pada fase ke-4 pembangunannya di kota Tangerang Selatan. Tampaknya, terjadi perubahan drastis ke arah positif dari kota tersebut.
Wajar saja demikian. Kota Tangerang Selatan memiliki indeks pembangunan manusia tertinggi dibandingkan kota Bogor dan Bekasi (sumber: situs resmi MRT). Besarnya jumlah pekerja di sana salah satu alasan hadirnya MRT di wilayah yang resmi menjadi kota tersebut di tahun 2006. Diharapkan, kehadiran moda transportasi tersebut akan makin mempermudah akses para eksekutif muda menuju Jakarta dari pemukiman di sana, salah satunya Kawasan Perumahan Alam Sutera.Alam Sutera terdengar sangat tekstil. Sutera sendiri bukanlah material sintesis. Ianya merupakan serat alami yang dapat ditenun hingga menjadi produk tekstil. Karena nilai dari sutera yang tinggi, suatu kawasan jalur sutera menjadi terkenal sebagai jalur bisnis pada zaman dahulu, karena kemahsyurannya.
Penamaan Alam Sutera memang tidak terlepas dari peran PT. Adhiutama Manunggal yang memiliki kegiatan usaha di bidang industri tekstil. Perusahaan tersebut dibangun oleh keluarga besar Harjanto Tirtohadiguno. Seiring dinamika perekonomian di Indonesia pada saat itu, hadirlah PT. Alam Sutera Realty Tbk pada tahun 1993 yang berniat membangun suatu pemukiman mandiri dan terpadu.
Sinergi Sumber Alam dan Pendekatan Sosial
Pada tahap awal pengembangannya, Alam Sutera menggarap 800 hektar tanah untuk pembangunan 32 cluster lebih. Huniannya dibangun dengan menyelaraskan keutamaan pada potensi alam.Â
Salah satu contohnya area Kanopi Hijau, sebuah area yang ditumbuhi Albizia saman yang populer sebagai pohon Trembesi. Di Indonesia sendiri, Trembesi ini dikenal sebagai Ki Hujan, karena penduduknya percaya pohon tersebut mampu menaungi cinta dalam keluarga.Â
Kemampuan Trembesi menyerap zat karbon di udara terkenal maksimal, memang. Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Dr. Ir. Endes N. Dahlan, Dosen Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, yang menyatakan bahwa satu batang pohon Trembesi dewasa mampu menyerap 28,4 ton karbondioksida (CO2) tiap tahunnya. Maka tidak heran jika Ki Hujan dipercaya Presiden Soekarno untuk tumbuh di istana negara, dan terpelihara dengan baik hingga sekarang.
Selain rencana jalur moda transportasi eksternal, terdapat juga jaringan transportasi Sutera Loop yang menghubungkan distrik-distrik Alam Sutera.Â
Sutera Loop memiliki kemiripan dengan trem zaman dulu. Bentuknya sangat klasik dengan pembagian rute yang disimbolisasikan bersama 4 warna berbeda: Red Line, Blue Line, Green Line, dan Yellow Line. Untuk mempermudah kegiatan para penumpang, mini-shuttle bus ini dilengkapi dengan teknologi GPS, sehingga para penumpang dapat mengetahui jadwal keberangkatan bus melalui gawai masing-masing.
Seluruh cluster di tahap awal proyek pembangunan hunian Alam Sutera kini telah habis terjual. Area Kanopi Hijau menjadi lokasi favorit warga dan pengunjung untuk kegiatan luar ruangan. Dahan-dahan Trembesi menanungi jalan, dan telah menjadi dewasa setelah selama 20 tahun dirawat pengembang.
Jika di tahap awal Alam Sutera menggarap tanah seluas 800 Ha, kini mereka terobsesi memperluasnya menjadi 1000 hektar.
LLYOD, Produk Milenial
Basis penjualan PT. Alam Sutera mengikuti tren yang ada saat ini. Sebagaimana data psikografis calon pembelinya, mereka menargetkan pangsa pasar milenial. Orang pada umumnya melihat kalangan milenial ini malas membeli rumah karena hobi mereka berkeliling dunia, travel setiap saat. Namun anggapan itu salah.
Melalui penelitian yang ada, ditemukan bahwa secara kebutuhan, para kaum milenial ini adalah sekelompok orang yang menyukai kepraktisan. Sebuah tipe manusia hiper-modernis. Menurut Prof. Yayat Supriatna, keluarga milenial adalah keluarga korporasi di mana segala kebutuhan rumah tangga mereka dikelola secara outsourcing melalui ponsel.
Maka demikian, kecepatan adalah kewajiban bagi keluarga milenial. Istilah yang dipakai Prof. Yayat adalah "Kota di Dalam Saku": itulah yang menjadi tema keluarga milenial di tengah-tengah status sosialnya.
Kota layak huni tentu menjadi idaman semua orang. Sebuah kota di mana aktualisasi warganya terfasilitasi. Struktur kegiatannya pun dibangun dengan kultur kekuatan jadwal yang tersistemasi, seperti halnya: penanganan sampah yang terjadwal, dan lain sebagainya. Namun lagi-lagi, harmonisasi alam adalah basis pembangunan yang tidak bisa diacuhkan.
Posisinya akan berada di antara kawasan residensial dan kawasan Central Business District (CBD). LLYOD nantinya berdiri dengan konsep "Low-Rise Apartement" sebuah strata layaknya apartemen namun dibangun tidak lebih dari 5 lantai saja.
Kehadiran konsep ini tidak lepas dari tren banyak orang yang lebih suka membeli landed house karena dekatnya struktur lantai bangunan dengan tanah. Namun di samping itu, ketinggian gedung juga akan mempengaruhi cara pandang penghuni menatap langit. Bahwa, di langit tersimpan inspirasi-inspirasi yang akan menstimulasi pikiran, dan di langit terdapat burung-burung yang terkadang terbang bermigrasi.
Rencananya, 20 unit apartemen LLOYD siap dibangun dengan di atas tanah seluas 4 hektar. Proporsinya akan diprioritaskan untuk open space dibandingkan bangunan apartemen. Perbandingannya adalah 70:30. Pembangunan fasilitas ini untuk meningkatkan kualitas pembangunan manusianya sebagai penghuni.
1. Tipe 2 Bedroom seluas 99.3 m2
2. Dan, tipe 3 Bedroom seluas 128.4 m2Â
Lanjutnya lagi, sistem pembayaran dapat dilakukan dengan berbagai opsi, diantaranya:
- DP 20 persen, lalu pembayaran dilakukan melalui KPA Bank.
- Cicilan progresif selama 3 tahun, dimana pembayaran dilakukan sebanyak 36 kali, dan dilunasi di bulan ke-37.
- Atau, dengan pembayaran tanpa DP, di mana total harga dicicil langsung.
Segala ketentuan yang berlaku dan perubahannya adalah hak PT. Alam Sutera. Untuk itu disarankan menghubungi 021 3110 3838 / 537 3838 atau www.alam-sutera.com untuk informasi lebih lanjut.
Penutup
Kebanyakan orang hanya tahu bahwa kemunculan hunian gated community (komunitas berpagar) hanya berhubungan dengan masalah keamanan saja. Alam Sutera memang telah meningkatkan performa Command Center dengan menempatkan emergency tower di 36 titik kawasan Alam Sutera, sehingga dapat menangani keluhan dan permasalahan penghuni dan pendatangnya dengan cepat di lapangan.
Pada dasarnya, semua pengunjung dan penghuni akan dilayani oleh seluruh tim keamanan Alam Sutera. Namun khusus bagi para penghuni, mereka dapat mengakses kondisi kawasan di beberapa titik terpasangnya kamera melalui aplikasi online, e-Town.
Namun tidak hanya itu. Kualitas air yang dikelola oleh divisi Water Treatment Plan milik Alam Sutera menjadi salah satu alasan utama para pembeli tertarik memiliki properti di kawasan tersebut. Mutu airnya senantiasa diuji di laboratorium Scofindo untuk mendapatkan tingkat forbility yang baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H