Mohon tunggu...
Sandy PratamaRamadhan
Sandy PratamaRamadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - S1 - Kesehatan Masyarakat

KKN TIM 1 UNIVERSITAS DIPONEGORO

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa KKN Tim1 Undip 2022 Lakukan Edukasi Pembuatan Pembasmi Jentik Nyamuk Menggunakan Daun Jeruk Kepada PKK di Kelurahan Jatibarang

10 Februari 2022   10:54 Diperbarui: 10 Februari 2022   12:30 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Semarang, 1 Februari 2022) -- Salah satu mahasiswa KKN TIM 1 UNDIP mengadakan edukasi pembuatan pembasmi jentik nyamuk kepada kader-kader pkk dengan menggunakan bahan alami dari daun jeruk sebagai alternatif penggantian bubuk abate di wilayah lingkungan Rw 4 Kelurahan Jatibarang, Kecamatan Mijen, Kota Semarang. Edukasi tersebut dilakukan sebagai wujud pelaksanaan dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro dengan tema "Pemberdayaan Masyarakat Menuju Pasca Pandemi Covid-19 Berbasis SDGs" yang bertujuan untuk mengabdi kepada masyarakat, dan membantu pembangunan desa dengan memaksimalkan potensi desa. Pemberantasan larva merupakan kunci strategis dari program pengendalian vektor di seluruh dunia. Penggunaan insektisida sebagai larvasida secara umum dapat digunakan masyarakat untuk mengendalikan pertumbuhan vektor tersebut. Insektisida yang sering digunakan di Indonesia adalah Abate.

Berdasarkan pertimbangan bahaya dari penggunaan larvasida dari bahan kimia berbahaya, maka berkembanglah larvasida alternatif yang ramah lingkungan dengan menggunakan ekstrak daun jeruk. Selain karena daun jeruk mudah di dapatkan, daun jeruk juga mengandung zat Limonoida. Limonoida adalah suatu zat yang dinilai beracun terhadap jentik nyamuk. Dengan adanya edukasi ini diharapkan dapat menjadikan masyarakat lebih aktif dalam upaya pencegahan penyakit demam berdarah, melalui pemberdayaan masyarakat dengan pemanfaatan tumbuhan yang ada disekitar tempat tinggal mereka.

Penggunaan abate sebagai cara membasmi jentik nyamuk yang ada di genangan air memang teruji ampuh dan sudah lama dilakukan. Akan tetapi abate masih tetap saja sebuah obat yang cara penggunaannya tidak boleh berlebihan. Apalagi jika bubuk abate ini dimasukkan ke dalam sebuah genangan air seperti bak mandi tentu saja harus tetap waspada dikarenakan tidak direkomendasikan terminum atau terkonsumsi oleh tubuh. Oleh karena itu, alternatif lain yang bisa digunakan sebagai pembasmi jentik nyamuk adalah menggunakan daun jeruk. Selain berbahan alami daun jeruk juga sangat mudah ditemukan, apalagi para ibu rumah tangga juga menggunakan daun ini sebagai bahan untuk memasak. Selain bahan yang alami dan mudah ditemukan, daun jeruk sebagai pembasmi jentik nyamuk juga mimiliki risiko dan efek samping yang kecil apabila digunakan dalam genangan air seperti bak mandi.

Dokpri
Dokpri

Edukasi diawali dengan penjelasan secara langsung dengan membawa alat dan bahan sehingga ibu-ibu kader dapat memahami dengan lebih mudah. Alat dan bahannya antara lain:

  • Blender
  • Wadah kedap udara (toples plastik)
  • Botol penampung
  • Gunting
  • Selotip
  • Kantong plastik
  • Saringan
  • Pengaduk/ sendok
  • Kompor
  • Panci
  • Daun jaruk
  • Alkohol 70 %

Setelah menjelaskan apa saja alat dan bahan yang digunakan, langkah selanjutnya adalah menjelaskan cara atau langkah-langkah pembuatannya. Berikut langkah-langkah pembuatan larvasida menggunakan bahan alami dari daun jeruk, yaitu:

  • Wadah maserasi berupa toples dicuci sampai bersih dan dikeringkan. Daun jeruk nipis yang telah digunting-gunting kemudian diblender
  • Daun jeruk yang telah diblender dimasukkan ke dalam toples kemudian ditekan-tekan dengan batang pengaduk hingga rata permukaannya
  • Tambahkan pelarut alkohol kira-kira 2 bagian dari sampel kemudian tutup dengan rapat bagian penutup toples dan lilitkan selotip pada bagian penutup toples
  • Tambahkan kantong plastik dan lilitkan selotip pada bagian mulut toples untuk memastikan tidak ada udara yang keluar
  • Simpan rendaman daun jeruk pada tempat yang tidak terkena cahaya langsung pada temperatur kamar
  • Setelah 24 jam sampel diaduk-aduk hingga sampel bagian bawah berada pada bagian atas setelah 5 hari sampel disaring
  • Maserasi dapat dilakukan 3 x 5 hari, ekstrak yang diperoleh dikumpulkan dan diendapkan selama semalam, filtrat dan endapan dipisahkan
  • Hasil filtrasi diambil dan diuapakan dengan cara dipanaskan hingga kering atau kental
  • Ekstrak siap digunakan dengan cara membubuhkannya pada wadah air yang terbuka sebagai pengganti bubuk abate

Setelah penjelasan selesai dilanjutkan dengan sesi tanya jawab sehingga ibu-ibu bisa bertanya apa saja yang masih dibingungkan. "Saya berterimakasih kepada adik KKN UNDIP sudah menambah ilmu dan pengetahuan, saya juga merasa suka karena lebih mudah mendapatkan bahan itu, dan juga aman untuk tubuh karena tidak mengandung zat kimia". Ungkap Ibu Nuryati, salah satu Kader PKK RW 4 Kelurahan Jatibarang, Kota Semarang.

Penulis: Sandy Pratama Ramadhan - S1 Kesehatan Masyarakat

Dosen Pembimbing: Laura Andri Retno Martini, S.S., M.A.

KKN TIM 1 UNDIP RW 4 Kelurahan Jatibarang, Kecamatan Mijen, Kota Semarang.

Referensi:

Enda A, Fotarosana. 2012. KTI: Pengaruh Pemberian Larutan Ekstrak Jeruk Nipis (Citrus aurantifolis). Fakultas Kedokteran UNDIP.

Santoso, Teguh. 2004. Skripsi: Analisis Finansial Budidaya Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) dan Kontribusi Pendapatan Keluarga Petani. Fakultas Pertanian Universitas Muhamadiyah Malang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun