Mohon tunggu...
Sandy Gunarso
Sandy Gunarso Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Komunikasi

Berhenti memuaskan orang karena kepuasan tiada batasnya

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

John Wick dan Kematiannya

24 Mei 2023   18:19 Diperbarui: 24 Mei 2023   18:21 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Penonton dunia dibuat terperanga saat menyaksikan tontonan film aksi berjudul John Wick. Mulai dari film pertamanya di tahun 2014 hingga film keempat yang juga film pamungkasnya di tahun 2023. Film John Wick ini sungguh unik karena dibangun dari latar belakang sederhana yang dikembangkan menjadi cerita apik bernuansa kelompok geng hingga mafia.

Pertarungan antara idealisme sang John Wick dengan kelompok besar yang disebut Dewan Tertinggi membuat cerita semakin seru. Bukan hanya itu, sang penulis naskah hingga sutradara juga menyisipkan pelajaran menarik tentang tata krama berorganisasi. Mereka menggambarkan dengan sangat jelas bahwa sang bawahan harus setia pada sang atasan selama para atasan itu juga melayani dan memberikan fasilitas maksimal kepada anak buahnya saat menyelesaikan tugas.

Saat sang atasan sudah memberikan fasilitas maksimal kepada anak buahnya, lantas anak buah bertingkah laku sembarangan atau bahkan berhianat, maka mereka akan mengambil semua fasilitas termasuk nyawa dari sang bawahan. 

Timbal balik yang sangat adil di dalam hubungan kerja sama dalam organisasi profesional sebab saat ini hanya sedikit sekali perusahaan memberikan fasilitas yang maksimal bagi karyawannya. Kebanyakan dari para penguasa hanya menuntut kerja maksimal dari karyawannya tanpa memikirkan kesejahteraan mereka.

Jika dilihat dari alur setiap babak demi babak, Penonton akan diperlihatkan adegan kekerasan yang luar biasa. Tembak menembak, potong memotong tubuh, hingga aliran darah, sungguh digambarkan secara dramatis dan sangat detil pada layar. Begitu pula semua adegan perkelahiannya ditunjukkan secara menyeluruh dan tidak tanggung-tanggung. 

Pukulan, tendangan, hingga tusuk menusuk tubuh digambarkan secara lengkap. Untuk itu, rasanya film ini tidak baik untuk ditontonkan pada anak di bawah usia 18 tahun karena akan membuat mereka trauma dan mengalami guncangan jiwa akibat kengerian sepanjang film.

Perlu diketahui bersama bahwa cerita John Wick ini berawal dari meninggalnya sang istri. Dalam keadaan berduka, John dirampok oleh anak seorang mafia. Mobil kesayangan John diambil sedangkan sang anjing hadiah dari sang mediang istri dibunuh dalam peristiwa perampokan itu. Usai sadar dari pingsannya, John menyusun rencana untuk balas dendam. Dari situlah, cerita John Wick dimulai.

Pada film pertama ini, John diceritakan melakukan persiapan, sedangkan sang mafia menyusun rencana untuk membunuh John. Persiapan demi persiapan disusun rapi oleh sutradara. Pistol dan peralatan lain digambarkan detil dan menyeluruh. Konfliknya pun dibangun rapi oleh penulis naskah sehingga penonton dimanjakan oleh alur cerita yang cukup padat.

Diceritakan bahwa usai selesai pembalasan dendam, John harus menghadapi kenyataan pahit karena namanya dimasukkan ke dalam target para pembunuh bayaran lain. Kehidupan John yang glamor dibuat terbalik menjadi sangat menyedihkan karena Dewan Tertinggi mencabut seluruh fasilitasnya dan mengeluarkan John dari daftar pembunuh bayaran mereka. Proses bertahan hidup John dari para pembunuh bayaran membuat film ini menarik untuk diikuti.

Selain itu, Film John Wick juga menunjukkan pada dunia bahwa pertolongan itu dapat datang dari semua orang, termasuk para pengemis yang dianggap sebagian orang merupakan golongan minoritas. 

Pada episode kedua, John mendapatkan bantuan dari kelompok pengemis dan berhasil selamat sementara dari kejaran pembunuh bayaran serta anggota Dewan Tertinggi. Sedangkan di episode ketiga, sutradara menggambarkan kentalnya persahabatan antara John dan sejumlah rekanannya di masa lalu saat John masih bertugas sebagai pembunuh bayaran.

Meskipun Film John Wick ini menyajikan adegan kekerasan di luar batas khayal dan normal, tetapi Film John Wick patutlah diacungi jempol karena di dalamnya tidak banyak mengumbar adegan percintaan yang menjijikan, seperti ciuman hingga adegan ranjang. Film John Wick seolah dibuat untuk keluar dari zona nyaman film-film box office yang selalu menyajikan adegan percintaan yang menjijikan seperti film James Bond.

Keluarnya Film John Wick dari zona nyaman ini sangat berhasil. Mereka tidak perlu memikat para penonton dengan keseksian wanita "penjual tubuh" atau romansa norak. Produser dan sutradara berhasil membuktikan bahwa film tidak selalu harus menggunakan cara-cara norak di dalam adegannya. Mereka mewujudkan Film John Wick pertama sampai keempat sebagai film box office tanpa adegan menjijikan tetapi tetap bagus, keren, dan menyajikan banyak pengetahuan berguna bagi penontonnya, terutama pengetahuan manajerial dan tata cara berorganisasi yang adil.

Satu lagi hal yang patut diapresiasi dari Film John Wick ini adalah cara para produser untuk mengakhiri sekuel Film John Wick. Pada film keempatnya, John dibuat meninggal dunia dan dimakamkan di samping pusaran sang istri tercinta. Memang jika dilihat dari sejumlah film, adegan dengan akhir meninggalnya tokoh utama akan mengecewakan karena penonton dimanjakan dengan akhir film yang bahagia. 

Sejumlah kalangan menilai bahwa akhir Film John Wick ini sangat dramatis dan anti-thesis. Bahkan sebagian lainnya berpikir tentang kesulitan keuangan dari Rumah Produksi Lionsgate dan Summit Entertainment. Entah apa alasannya harus menghentikan film sebaik ini. Andai Film John Wick dibuat lagi dengan memperpanjang rangkaian film seperti halnya Fast and Furious, maka penonton di seluruh dunia akan menunggu dan memadati bioskop untuk menyaksikan keseruan lainnya.

Namun, yah kembali lagi pada kebijakan pemegang uang. Keputusan menghentikan film juga sarat dengan pertimbangan dan bisa saja John Wick kelima akan hadir kembali dengan judul Akira. Mengingat di akhir film, Akira sang putri Koji, pemilik Hotel Continental Tokyo, membunuh Caine untuk membalas dendam kematian sang ayah.

Mari ditunggu bersama ya film beretika lainnya seperti John Wick. Selamat menonton ya sahabat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun