Mohon tunggu...
Sandy Gunarso
Sandy Gunarso Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Komunikasi

Berhenti memuaskan orang karena kepuasan tiada batasnya

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Mengendalikan Ketakutan Anak pada Kegelapan

22 April 2023   01:47 Diperbarui: 23 April 2023   16:26 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahap kedua ini, orangtua diijinkan untuk nyalakan senter sesekali di dalam ruangan untuk menciptakan suasana terang. Lalu, katakan bahwa anak dapat menggunakan benda apapun sebagai alat untuk membuat terang supaya mereka nyaman di dalam gelap.

Selain itu, orangtua juga perlu mengajak anak mengingat cerita-cerita saat mereka berada dalam kegelapan, seperti saat anak di dalam mobil yang gelap karena mereka pulang kemalaman dari lokasi wisata atau cerita saat anak makan mie instant sewaktu terjadi pemadaman listrik di rumah beberapa bulan lalu.

Selanjutnya, orangtua wajib mengatakan bahwa anak memiliki Tuhan Yang Maha Hebat untuk melindunginya saat berada di dalam gelap. Cerita religius ini cukup efektif untuk menumbuhkan keberaniannya melawan rasa takutnya pada kegelapan.

3. Orangtua menyuruh anak beraktivitas sendirian di dalam gelap

Pada tahap ketiga ini, orangtua harus menyuruh anak melakukan sesuatu di dalam ruangan gelap. Pancing keberanian mereka untuk melangkah masuk sendirian ke dalam ruangan yang gelap.

Orangtua harus mendorong anak agar mempraktikkan keberanian mereka dengan cara menyelesaikan tugas dari orangtua di dalam ruangan gelap sendirian. Misalnya, suruh anak mengambilkan benda yang berada di dalam kamar tanpa menyalakan lampu. 

Usai berhasil melakukannya, suruh anak kembali masuk ke dalam kamar yang gelap untuk mengembalikan benda itu ke posisinya semula.

Ketiga cara di atas dapat membantu orangtua untuk mengendalikan rasa takut anak pada gelap sedari kecil. Sebab, ketakutan pada kegelapan ini akan merugikan mereka di saat dewasa. Kerugian ini dapat berbentuk materi maupun psikis. Misalkan, tidur harus dengan lampu menyala. Bukankah kejadian ini akan menambah biaya listrik? Adapula orang dewasa yang berteriak-teriak penuh emosi saat PLN memadamkan listrik akibat banjir di saat malam hari. Bukankah kejadian ini memalukan keluarga?

Sekali lagi disampaikan bahwa orangtua harus melatih anak supaya memiliki kemampuan beraktivitas di dalam gelap sendirian. 

Namun, orangtua perlu juga menyadari dan menerima kondisi anak saat mereka belum berani beraktivitas di dalam gelap. Orangtua cukup mengulangi semua tahapan di atas dengan penuh kesabaran.

Jangan pernah berusaha mengubah rasa takut anak pada gelap. Namun, ajari mereka sampai memiliki kemampuan untuk mengendalikan rasa takutnya pada kegelapan. Semangatlah wahai orangtua! FIN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun