"Oiya, maaf aku lupa kenalkan dia, Pa. Ini Girly, pacar aku."
"Halo, ternyata kamu yang sering Red ceritakan ke Om. Em, cantik juga."
"Salam kenal, Om. Saya Girly, mahasiswa Fakultas Hukum dan Etika Kerajaan semester 5." Sapa Girly dengan santun.
"Ada apa kalian berdua ke perpustakaan?"
"Red bilang mau mencari buku untuk selesaikan tugas mata kuliah anatomi, Om."
"Iya Pa, sekalian aku mau bertemu Girly."
"Baiklah. Nanti kamu pulang cepat ya, Red. Ada yang Papa harus diskusikan denganmu di rumah."
"Oke, Pa."
Bemore Rich lalu meninggalkan Red dan Girly di depan pintu perpustakaan. Rich bergegas masuk ke elevator dengan sikap membelakangi pintunya. Tidak tampak wajah Rich sampai pintu elevator tertutup dan elevator turun menuju lantai dasar.
Red dan Girly hanya terdiam dan bergegas masuk ke dalam perpustakaan. Kejadian tersebut membuat Girly merasakan ada kejanggalan di balik sikap Rich pada Red. Girly merasakan bahwa Ayah dan anak ini seolah menyimpan sebuah misteri yang besar. Sikap basa-basi mereka sangat jelas saat berbincang di depan Girly. Keduanya tampak kaku seperti dua orang aktor yang lupa berlatih sebelum pentas di atas panggung.
"Ada yang aneh dari anak dan bapak ini. Sebenarnya apa yang sedang terjadi ya?" gumam Girly dalam hati.