Mohon tunggu...
Sandy Gunarso
Sandy Gunarso Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Komunikasi

Berhenti memuaskan orang karena kepuasan tiada batasnya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengingat 3 Nasihat Ibu

25 Januari 2022   16:47 Diperbarui: 10 Februari 2022   16:36 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Suatu hari, seorang remaja laki-laki berjalan sendirian dengan wajah sedih. Tubuhnya tampak terhuyung-huyung diterpa teriknya matahari dengan mata memerah sedikit sembab seperti usai menangis. 

Setibanya di rumah, sang remaja menyapa ibunya. Begitu sang ibu datang menghampirinya, remaja tadi langsung menjatuhkan tubuhnya sambil mendekap erat tubuh sang ibu. 

Tumpahlah semua kesedihan yang sepertinya sudah ditahan sejak pulang sekolah tadi. Dalam tangisannya, sang remaja bertanya:"Ibu, mengapa semua orang meninggalkan aku dan tidak seorangpun mau bermain bersamaku?"

Melihat kesedihan anaknya, sang ibu lalu berusaha menenangkannya. Tangan sang ibu mengusap kepala anaknya dan menuntunnya menuju sofa hitam di ruang keluarga. Usai keduanya duduk di sofa, sang ibu bertanya perlahan,"Memang tadi di sekolah ada masalah apa? Kok, kamu sampai menangis begitu sedihnya?"

Sambil tersedu-sedu menahan tangisnya, remaja itu menjelaskan bahwa dia merasa ditinggalkan oleh semua orang di sekolah. Bahkan sahabat yang biasa mengajaknya bermain juga tampak sibuk dengan teman lain di perpustakaan. 

Dia merasa sendirian dan serba salah. Dia lalu merasa bahwa semua orang meninggalkan dan mencampakkannya seperti seorang yang tidak berguna dan tidak berharga di dunia.

Usai mendengar jawaban dari sang remaja, ibu kembali mengelus kepala sang anak sambil berkata-kata yang menenang jiwanya. Ada tiga hal yang begitu mudah untuk diingat dalam pesan sang ibu pada anaknya itu. Ketiganya adalah:

1. Dalam hidup, janganlah kamu memohon orang lain berada di sampingmu. Saat kamu memohon orang lain berada di sampingmu bahkan memaksanya untuk melakukannya, artinya kamu bertindak egois dan mementingkan kebahagiaanmu sendiri. 

Bukankah setiap orang mempunyai kehidupannya sendiri? Nah, mereka juga punya kebebasan untuk memilih orang yang diajaknya bermain dan bekerja sama. 

Dari pada kamu sibuk membenci orang yang tidak lagi menghiraukanmu dan berpaling darimu, sebaiknya kamu melakukan aktivitas positif lainnya yang bermanfaat bagi orang-orang di sekitarmu. Dengan manfaat yang kamu berikan, maka mereka akan mau mengikutimu tanpa pamrih bahkan bersedia berkorban untukmu.

2. Dalam hidup, janganlah kamu memohon orang lain bicara denganmu. Memang benar kalau Tuhan menciptakan manusia untuk berbicara, tetapi bukan menjadi kewajiban bagi setiap orang untuk berbicara denganmu meski kamu hebat dan penting.

Bicara ada waktunya, bicara ada tempatnya, dan bicara harus dengan orang yang mempunyai kesamaan pemikiran. Saat kamu memaksakan orang lain untuk berbicara padamu, baik itu karena prestasi atau jabatanmu, maka pembicaraan tersebut tidak akan pernah bermanfaat untuk kalian berdua, bahkan pembicaraan tersebut hanya membuang waktu dan menguras energi positif. 

Biarkan orang lain menemukan teman bicaranya sendiri karena kamu tentu ingin melihat orang lain bahagia dapat berbicara dengan orang-orang yang mereka anggap penting.

3. Dalam hidup, janganlah kamu memohon orang lain memperhatikanmu. Terakhir tetapi bukan paling akhir dalam kehidupan adalah kamu harus menyadari bahwa perhatian adalah kedekatan antara satu orang dengan orang lainnya di dalam hidup. Bagaimana orang lain bisa memperhatikanmu kalau kamu tidak pernah memperhatikan orang lain? 

Bagaimana orang lain mau memperhatikanmu kalau kamu terlalu sibuk mengurusi keinginanmu untuk mendapatkan perhatian mereka? Tidak ada gunanya juga orang lain memberikan perhatiannya padamu yang tidak mempunyai hal menarik untuk diperhatikan dan bermanfaat bagi mereka. 

Namun, sebaliknya, saat orang lain tidak memperhatikanmu karena satu dan lain hal, kamulah yang harus bersedia untuk selalu memberikan perhatian pada orang-orang yang berada di dalam lingkunganmu supaya mereka merasakan cinta dan harapan di dunia. Hingga akhirnya, mereka dapat menjalani hidup sendiri dengan penuh semangat dan kebahagiaan.

Ketiga penjelasan sang ibu di atas, sebenarnya sudah sering dialami oleh banyak orang, tetapi, sangat disayangkan, mereka hanya tahu tanpa mengerti makna dari ketiga nasihat itu. 

Akibatnya, saat mereka berada pada posisi sendirian, mereka cenderung mengutuk orang lain dan menyalahkannya dengan kalimat klasik seperti ini,"Dasar orang tidak tahu balas budi! Dulu kalau bukan aku yang menolong, kamu tidak akan pernah seperti ini!" Dan kalimat-kalimat makian lainnya.

Nasihat sang ibu di atas, menyadarkan setiap orang untuk selalu melihat dunia secara lebih luas dan lebih utuh, tidak hanya sekedar melihat dunia dari lingkup mata dan kehidupan kecilnya sendiri. 

Untuk itu, hentikanlah kegiatan yang memfokuskan diri pada orang lain. Berhenti untuk melihat hidup orang lain, dan berhentilah memohon bantuan pada mereka. 

Ingatlah nasehat ini, bahwa setiap orang pasti mempunyai kehidupannya masing-masing yang lengkap dengan masalahnya. Kelebihan orang pasti disertai dengan kekurangannya. Begitu juga dengan kehebatan orang di satu sisi, pasti diikuti kelemahan di sisi lainnya.

Dengan bersyukur dan berbuat baik tanpa merugikan orang lain, diharapkan mampu memperbaiki kehidupan sendiri dan dunia menjadi lebih damai dan selalu bahagia. Usai mendengarkan penjelasan dari sang ibu, remaja laki-laki tadi bergegas menghapus air matanya. 

Mereka berdiri dan kembali berpelukan. Sang remaja berjanji akan menjalani hidup dengan sebaik-baiknya agar bermanfaat bagi orang banyak. Dengan begitu, dia tidak lagi khawatir meskipun tidak seorangpun mengabaikannya.FIN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun