Waktu kita hampir lengkap, sepasang cinta menjadi sepi tiba-tiba, sedang di jalanan basah itu.
tiap kenangan menunggu setia sampai sembuh semua luka di bawah langit yang semakin tua, hingga akhirnya kau dan aku tiada dalam tanda tanya.
Di detak nadi
telah kusimpan engkau
dalam sumbu kerinduan, jua dalam garis takdir tanpa batas; hingga hidupku dipinang maut.
Kelak kita akan kembali. Meramu diksi, membentuk puisi, melukis imajinasi. Mari kita biarkan kata-kata merambat, lalu tumbuh di seluruh tubuh.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!