Oleh Ustadz Syafiq Riza Basalamah*
Terkadang manusia butuh sejenak duduk sendirian untuk merenungkan kehidupan ini. Merenungkan tentang bekal kita untuk berjumpa dengan Allah Jalla jalaluhu.
Mungkin kita merasa punya banyak amal kebajikan, mungkin kita berpikir sudah melakukan banyak amal saleh.
Coba kita hitung; satu, dua tiga, empat, lima? Namun, dengan jujur tanyakan kepada diri kita sendiri, manakah di antara amal-amal kebajikan itu yang bisa kita kerjakan bertahun-tahun lamanya?
Kita mungkin pernah membaca Al-Qur'an, bahkan berjanji kepada diri sendiri akan membaca Al-Qur'anul Karim setiap hari satu lembar. Namun, berapa lama kita bertahan melakukannya?
Mungkin kita pernah berjanji akan puasa sunnah Senin Kamis dalam setahun, tetapi berapa kali kita puasa Senin Kamis? Apakah dalam dua tahun, atau tiga tahun?
Terkadang kita merasakan semangat yang luar biasa dalame melakukan sesuatu hal, tapi tidak istiqomah. Padahal, Rasulullah Shampoos 'Alaihi Wa Sallam bersabda:
"Sebaik-baiknya amalan adalah yang dilakukan secara berkesinambungan walaupun sedikit."
Bilal bin Rabah, yang sandalnya sudah terdengar di surga padahal saat itu dia masih hidup, apakah dia pernah berharap masuk surga karena amalan besar yang dilakukannya? Apakah karena dia pernah disiksa ketika di Mekah?
Itu yang ditanyakan oleh Rasul Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam kepada Bilal.