Celoteh tentang Azza
Azza,
Aku ingin katakan padamu.
Bahwa bulan malam ini,
Cahayanya muram.
Tahukah kamu apa sebabnya?
Itu semua akibat senyummu.
Yang kulihat tadi di jendela.
Azza,
Mau main denganku?
Kita berlari pada ruang rindu.
Aku di sini, kamu di sana.
Aku berlari. Kamu berdiri.
Aku mencinta dan kamu setia.
Mau?
Azza,
Semalam aku mimpi.
Bulan bicara padaku.
dia bilang "Azza rindu".
Lalu aku senyum kegirangan,
Sembari berandai itu semua kenyataan.
Azza,
Aku pulang.
Dari rumahmu ke rumah entah
maka sebelum pergi.
Aku izin membawa rindu.
Berdoalah agar aku tabah.
Azza,
Kamu adalah penjahat.
Kamu senang melakukan kejahatan.
Dan, kejahatanmu yang paling kejam adalah
mencuri hatiku yang cuma satu.
Matamu dulu melumpuhkanku.
Kini, suaramu yang melakukan itu.
Demi alam semesta dan isinya,
Aku jatuh cinta!!
Azza,
Kata Dilan ke Milea:
Rindu itu berat.
Namun, kataku padamu.
Rindu itu membunuh.
Aku sekarat merinduimu.
Merinduimu yang manis itu.
Merindui segala tentangmu.
Merinduimu di samping nisan batu.
Azza,
Bila hidup ini tentang cita-cita
maka cita-citaku adalah kamu.
Aku rangkai langkah dan rencana.
Agar langkahku sampai di sana.
Di tempat kita bisa berdiri berdua.
Sambil memandang gugurnya senja.
Azza,
.
.
.
Titik-titik itu adalah hatiku.
.
.
.
Yang lurus dan kukuh mengarahmu.
Azza,
Aku lupa caranya mencinta.
Sejak aku cinta padamu.
Azza,
Aku lupa caranya jatuh.
Sejak hanya jatuh untukmu.
Dan Azza,
Sungguh diriku tinggal tersisa setia.
Sebab, hatiku telah terikat hanya padamu.
Azza,
Air matamu adalah kesedihanku.
Lukamu adalah sebab dari sekaratku.
Maka berhentilah,
Jangan kau menangis sebab,
Lelaki macam dia.
Kemarilah...
Aku punya bahu yang siap
membuatmu merasa teduh
Dan aku punya cinta yang siap
menjadikanmu bahagia.