Mohon tunggu...
Sandi Novan Wijaya
Sandi Novan Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Calon Diplomat

Sampaikanlah walau satu ayat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Celoteh tentang Azza

3 Agustus 2023   17:14 Diperbarui: 3 Agustus 2023   17:25 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Celoteh tentang Azza

Azza,

Aku ingin katakan padamu.

Baca juga: Menabung Doa

Bahwa bulan malam ini,

Cahayanya muram.

Tahukah kamu apa sebabnya?

Baca juga: Usai Kisahku

Itu semua akibat senyummu.

Yang kulihat tadi di jendela.

Baca juga: Lily-ku

Azza,

Mau main denganku?

Kita berlari pada ruang rindu.

Aku di sini, kamu di sana.

Aku berlari. Kamu berdiri.

Aku mencinta dan kamu setia.

Mau?

Azza,

Semalam aku mimpi.

Bulan bicara padaku.

dia bilang "Azza rindu".

Lalu aku senyum kegirangan,

Sembari berandai itu semua kenyataan.

Azza,

Aku pulang.

Dari rumahmu ke rumah entah

maka sebelum pergi.

Aku izin membawa rindu.

Berdoalah agar aku tabah.

Azza,

Kamu adalah penjahat.

Kamu senang melakukan kejahatan.

Dan, kejahatanmu yang paling kejam adalah

mencuri hatiku yang cuma satu.

Matamu dulu melumpuhkanku.

Kini, suaramu yang melakukan itu.

Demi alam semesta dan isinya,

Aku jatuh cinta!!

Azza,

Kata Dilan ke Milea:

Rindu itu berat.

Namun, kataku padamu.

Rindu itu membunuh.

Aku sekarat merinduimu.

Merinduimu yang manis itu.

Merindui segala tentangmu.

Merinduimu di samping nisan batu.

Azza,

Bila hidup ini tentang cita-cita

maka cita-citaku adalah kamu.

Aku rangkai langkah dan rencana.

Agar langkahku sampai di sana.

Di tempat kita bisa berdiri berdua.

Sambil memandang gugurnya senja.

Azza,

.

.

.

Titik-titik itu adalah hatiku.

.

.

.

Yang lurus dan kukuh mengarahmu.

Azza,

Aku lupa caranya mencinta.

Sejak aku cinta padamu.

Azza,

Aku lupa caranya jatuh.

Sejak hanya jatuh untukmu.

Dan Azza,

Sungguh diriku tinggal tersisa setia.

Sebab, hatiku telah terikat hanya padamu.

Azza,

Air matamu adalah kesedihanku.

Lukamu adalah sebab dari sekaratku.

Maka berhentilah,

Jangan kau menangis sebab,

Lelaki macam dia.

Kemarilah...

Aku punya bahu yang siap

membuatmu merasa teduh

Dan aku punya cinta yang siap

menjadikanmu bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun