Merindumu Tak Sudah-Sudah
Pada suatu hari;
Nyala api di mata kita tak terang lagi, mulai redup sebab lelah dimakan usia.
Aku masih berharap dan berdoa, agar mencintaimu aku masih dapat kuat dan tak melemah. Yang mana getar dada kita mulai pudar katanya;
Yang mana debar dada kita mulai sukar katanya.
Pada semoga, ghuzanah Tuhan yang maha megah, aku masih menabung doa-doa.
Dengan baik hati, dengan rahmat-Nya,
semoga itu semua turun menjelma hujan, mencintaimu aku tak pernah merasa seluar biasa ini, puan.
Dengan baik hati, dengan kasih-Nya,
semoga itu semua luruh menjelma penghidupan, memilikimu aku tak pernah merasa seberharga ini, puan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H