Mohon tunggu...
Sandi Novan Wijaya
Sandi Novan Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Calon Diplomat

Sampaikanlah walau satu ayat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Cerita Harapanmu

14 Juli 2023   02:40 Diperbarui: 21 Juli 2023   13:01 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita Harapanmu

Ceritakan padaku tentang kisah.
Kisah keindahan.
Keindahan yang terpancar dari jiwa-jiwa bersih.
Tentang si bidadari bermata jeli.

Lalu, kabarkan padaku.
Padaku yang sekarat.
Sekarat dirundung rindu.
Aku dapati kisah; seliweran.
Belum kupastikan.

Baca juga: Di Merah Matamu


Tentang keabsahan perkara yang hanya katanya katanya.
Tentang bidadari yang tersingkap wajahnya.
Tentang bidadari yang kutahu hanya mata beningnya.
Dan, kini kurindui pipi merahnya.


Maka, kabarkan padaku tentangnya.
Sungguh, aku merindui kisah yang sering kubuat sendiri.
Merindui kisah tentang merindukannya.
Merindui kenikmatan menyebutnya bersama zikir-zikir ilahi.

Kabarkanlah padaku.
Tentang sang Ibu yang merindukan anaknya di perantauan.
Kabarkanlah padaku tentang desah lembut sang bayi dalam pangkuan.
Kabarkanlah padaku tentang negeri utopia yang banyak diimpikan.
Kabarkanlah padaku tentang ketulusan cinta hati yang telah menyatu.

Kabarkanlah padaku.
Kabarkanlah padaku semisal semua bahagia dari kisah-kisah itu.
Kabarkan padaku tentang bidadari bersuara lembut.
Tentang bidadari bermata bening.

Baca juga: Selalu Sama


Tentang bidadari yang ranum pipinya.
Tentang bidadari yang menguatkan jiwa.
Tentang kesempurnaan cinta yang menyatukan dua hati di bawah naungan ilahi.

Lagi, aku 'kan melempar rinduku
yang menikam ulu hati kini.
Padamu bidadariku yang kini di seberang samudera.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Teruntukmu dengan kesangatan cinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun