Di Antara Berbagai Teka-teki dan Ketakutan Kita
Pada akhirnya; kita hanya melahirkan ketakutan-ketakutan yang banyak. Mengendap di dalam hati dan menenggelamkan kita pada danau elegi.
Ada kalanya aurora bisa kita nikmati bukan pada tempatnya, tapi pada bagaimana kita mengartikannya.
Kita manusia paling suka berteka-teki, membuat pertanyaan dan berusaha menjawabnya sendiri. Kita manusia penuh tanda tanya, sejatinya untuk apa kita ada.
Pada akhirnya; semua kita adalah segembur tanah, menjadi humos dan hilang digantikan kehidupan selanjutnya.
Di antara semua itu, yang paling aku takutkan nanti aku mati, aku melupakan Tuhan dan juga melupakan apa itu pengabdian.
Pada akhimya; risalah dan surat-suratku hanyalah kertas tua, serta sumpah dan persaksianku hanyalah permainan kata-kata.
Aku takut pada akhimya aku demikian, diciptakan untuk sebuah tujuan, tapi mati tanpa satu pun pencapaian.
Malang, 'kan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H