Mohon tunggu...
Sandi Novan Wijaya
Sandi Novan Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Calon Diplomat

Sampaikanlah walau satu ayat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kamu Senyawa Rembulan

19 September 2023   18:54 Diperbarui: 27 November 2023   00:56 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamu Senyawa Rembulan
Angin utara memagut pandir cinta.
Berpilin, memeluk segenap raga.
Memberi kabar tentang jembatan realisasi angan jiwa.
Melontarkan semburat mimpi pada pandangan terjaga.

Senyawa rembulan saat kutemukan.
Wajahmu di kelokan ujung jalan.
Merekah walau layu tersaput remang.
Tetap itu jadi pemandangan paling terang.

Merengkuh tubuh lemas terkulai.
Melecut leha yang melenakan.
Kini membenak penuhi ubunku.
Menikam hati nyaris habis.
Melagu riang tanpa teman sepermainan.
 
Senyawa embus angin pantai.
Beri napas-napas kesejukan.
Aahhh ... dikau kujumpai lusa yang lalu.
Aahhh ... dikau gadis berlesung manis.
Lalu, kupaparkan curah rasa pada langit malam.
Ada cinta, kini aku berteman.
Walau sepi; tetap nikmat jua kurasakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Penuh Kecemburuan

Baca juga: Tentangmu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun