Orang dengan tinggi hati atau ego tinggi itu mudah sekali marah dan berkonflik. Karena merasa harga dirinya tinggi maka sedikit saja gesekan sudah membuat mereka marah - marah dan sudah ngajak ribut...Hha. mudah banget iya ngajak ribut orang yang punya ego tinggi, hanya dipancing sedikit emosinya sudah tersulut atau sudah kayak banteng yang hidungnya ngebul..Hha.
Mereka juga anti masukan, kritik dan nasehat. Karena mereka sudah merasa paling benar sehingga akan tersinggung kalau dinasehatin atau diberi masukan. Mungkin bisa dikatakan jauh dari Tuhan atau kebaikan. Gimana tidak jauh kalau dinasehatin baik - baki saja sudah tersinggung. Bahkan orang yang tidak suka dia atau tidak sependapat dengan dia langsung dimusuhi kok.
Mungkin hidup yang paling cocok di kehidupan ini adalah dengan rendah hati. Dengan rendah hati kita bisa menghormati orang lain terutama menghormati orang karena kebaikannya. Bisa juga menerima dan menghormati segala  perbedaan yang ada. Mereka itu begitu luwes dalam menjalani kehidupan ini. Sehingga lebih bisa menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada atau dengan orang lain. Mereka lebih mudah menerima nasehat, kritikan dan masukan dengan legowo atau lapang dada. Karena mereka sadar bahwa dirinya masih banyak kekurangan di dalam dirinya sehingga butuh hal semacam itu.
Dengan kerendahan hati atau kita menjadi serendah - rendahnya maka kita akan mampu mengadapi segala macam problematika hidup. Karena mereka mudah ikhlas kepada sesuatu yang tidak mereka sukai. Karena sadar juga kan, bahwa hidup tidak melulu tentang hal baik saja terjadi pada kita tapi hal buruk juga terjadi dalam hidup kita.
Kalau merendahkan diri serendah - rendahnya maka apapun yang terjadi dalam hidup suka ataupun duka, tidak akan mengganggu dan mengusik hidup kita. Kalau hati  kita begitu luas seluas samudra maka tidak ada yang bisa mengusik kita. Yang jadi masalah saat ini adalah hati kita begitu sempit atau ego kita terlalu tinggi sehingga apabila ada yang mengusik sedikit hidup kita maka kita begitu reaktif dengan apa yang terjadi.
Dengan kita mejadi serendah - rendahnya atau tidak lagi ego berkuasa maka hati kita akan seluas samudra yang siap menerima apapun yang diberikan semesta kepada kita. Biasanya semakin tinggi cobaan dan ujian hidup maka makin besarlah keluasan hati kita. Jadi apabila kita selalu berada dalam masalah yang sulit maka kapasitas hati kita akan terus diperluas.Â
Untuk bisa hati kita seluas samudra yang luas adalah dengan berkesadaran. Dengan kesadaran mengamati secara pasif apapun yang datang dan pergi akan diamati dan di biarkan saja tanpa ada daya upaya untuk menerima dan menolak. Makanya kalau ego kita sudah serendah - rendahnya maka apapun yang terjadi, kita bisa ikhlas dan legowo tanpa tapi dan seandainya. Jadi sudah ridho gitu dengan segala ketentuannya. Kan dalam islam yang dicari adalah ridho Tuhan, jadi Kalau kita ridho dengan segala ketentuanya berarti Tuhan juga ridho dengan kita.
Tapi untuk mencapai maqom itu memang tidak mudah. Kita perlu berkesadaran setiap saat dan setiap waktu. Jadi yang sulit itu tetap berkesadaran walaupun diuji dan dapat cobaan hidup. Semakin di uji dengan ujian yang sulit maka kapasitas kesadaran kita akan semakin luas. Pernah denger kalimat ini tidak, sabar itu tidak ada batasnya. Memang benar sih bahwa kalau kita terus berkesadaran hati kita akan jadi luas dan lapang tanpa batas. Kan Tuhan maha tidak terbatas dan kita ini percikan tuhan itu sendiri.
Buat apa marah - marah, mengeluh,frustasi, kecewa, dan sedih dengan apa yang terjadi. Karena semua itu percuma dan sia - sia belaka, tidak mengubah apapun. Lebih baik rendahkan ego kita serendah - rendahnya agar kita bisa ikhlas menerima takdirnya. Dengan begitu kapasitas kesadaran kita akan semakin besar dan luas. Sehingga hal apapun tidak bisa mengusik hidup kita.Â
Cobaan hidup itu dimasudkan untuk merendahkan ego serendah - rendahnya. Karena selama ini kita terus jadi pengendali dan kuasa dalam hidup kita. Kita selalu mengendalikan apapun agar sesuai keinginan kita. Kalau sesuatu yang tidak bisa kita kendalikan maka kita akan menderita tentunya. Seperti kita punya kehendak sendiri tapi Tuhan juga punya kehendak sendiri, jadi akan terjadi bentrok bukan, dan kitapun akan menderita.