Apa kalian pernah mempertanyakan, apakah segala perbuatan kita ada balasannya ? Kenapa hal ini aku  pertanyakan, karena saat dalam keadaan yang sulit dan ditambah lagi kalau aku merasa diremehkan orang lain. Pasti ada rasa kenapa terasa tidak adil iya ?. Dan mempertanyakan apa semua ini ada balasanya ?
Mungkin memikirkan balasan hanya membuat diriku bimbang dalam menjalani hidup ini. Sehingga aku akan jadi goyah yang akhirnya aku kembali meratapi hidup ini. Balasan atas perbuatan aku atau perbuatan orang terhadap aku bukan masuk wilayah aku, tapi itu wilayah semesta yang berkehendak. Tugas aku hanya terus menanamkan bibit  kebaikan dalam hidupku.
Melakukan kebaikan bukan hanya karena balasan tapi karena itu fitrah kita sebagai manusia. Fitrah itu suci berarti diri kita sebenarnya adalah percikan dari maha suci. Untuk menyadari hal itu memang tidak bisa dengan logika atau konsep.Â
Kalau dengan kebenaran pikiran maka hanya sebatas ruang yang sempit dan penuh dengan konflik. Kan Tuhan maha luas serta tak terbatas maka kesadaran itulah jalan menuju Tuhan itu sendiri. Karena kesadaran hanya jadi pengamat pasif sehingga apapun yang ada dan terjadi diamati saja secara pasif. Sehingga kita menuju keluasan yang tidak terbatas atau kita ini adalah percikan Tuhan itu sendiri.
Kembali ke topik utama, balasan dari kebaikan kita itu tidak selalu berhubungan dengan hal yang bisa dilihat oleh mata atau materi. Tapi sebuah rasa yang dalam yang hanya bisa dirasakan oleh seorang pecinta. Seorang pecinta itu lebih fokus hidupnya untuk menyerahkan hidupnya untuk berbagi kasih kepada setiap orang yang dijumpainya.Â
Biasanya jalan seorang pecinta itu tidak mudah karena begitu bersebrangan dengan kehidupan saat ini. Karena lihat saja kehidupan saat ini penuh intrik dan manipulasi. Sehingga seorang pecinta seolah dipinggirkan dari kehidupan ini. Mereka kebanyakan di hina, di caci maki, dipinggirkan dan diasingkan oleh kebanyakan orang.
Karena diperlakukan seperti itu seorang pecinta juga lebih memilih memisahkan dan menarik diri dari masyarakat. Dengan kesendirian itu atau waktu lebih banyak sendiri, mereka mulai mempertanyakan tentang kehidupan ini. Yang terasa tidak pas dan cocok untuk dirinya.Â
Disitu lah keajaiban mulai terjadi, dengan mempertanyakan segala hal tentang kehidupan ini, mungkin pertanyaan yang jarang dipertanyakan orang pada umumnya atau pertanyaan mungkin dilarang oleh pemuka agama. Karena kebanyakan hanya main ikut - ikutan saja tapi mau mengerti dan menggali makna terdalam kehidupan ini. Seorang pecinta terus belajar mencari, apa sih kebenaran yang sesungguhnya di kehidupan ini.
Pertanyaan, kenapa seorang pecinta memilih jalan berbeda dari orang pada umumnya ?
Karena mereka terus mempertanyakan dengan segala hal atau pencari kebenaran sehingga mau tidak mau mereka lebih terbuka dengan segala hal. Jadi tidak terbatas dengan dogma yang hanya membatasinya terutama dogma agama. Mereka itu biasanya berfikir secara objektif atau netral.