Mohon tunggu...
Dian
Dian Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Passion aku adalah menulis. Dengan menulis aku bisa berkarya, terutama menulis tentang filosofi kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Orang baik hanya ingin hal baik saja

20 Februari 2023   12:02 Diperbarui: 20 Februari 2023   12:11 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Orang baik selalu ingin hal baik saja atau melakukan kebaikan saja. Mereka pantang untuk berbuat jahat dalam hidupnya. Mereka sadar bahwa kebaikan akan membuat kebaikan juga di dalam dirinya. Bahkan bisa saja mereka memusuhi segala kejahatan yang ada di bumi ini. Sebenarnya kejahatan bukan di musuhi tapi sebagai pelajaran buat kita semua agar tidak berbuat jahat seperti mereka. Karena rasanya disakiti itu sakit, jadi tidak mungkin kita menyakiti atau berbuat jahat sama orang lain.

Kita bisa banyak belajar dari sebuah kejahatan seperti apa motif yang dilakukan orang lain sehingga mereka berbuat seperti itu. Pasti ada motif atau alasan kenapa terdorong berbuat seperti itu. Sehingga kita bisa tetap berwelas asih walaupun orang itu berbuat jahat sekalipun, jadi di sini tidak untuk menghakimi. Tapi kita harus bisa melampaui kejahatan dan kebaikan itu sendiri.

Maksudnya apa melampaui kejahatan dan kebaikan ?
Melampui di sini adalah sudah tidak memilih satu sisi saja antara kebaikan dan kejahatan saja. Tapi mencoba keluar dari dualitas kebaikan dan kejahatan tersebut. Sehingga kita bisa melihat secara lebih objektif karena baik dan jahat itu bersifat relatif dan subyektif bagi setiap orang. Jadi kita bisa memaklumi segala hal bahwa setiap tindakan yang terjadi pasti ada motif dibelakang dari tindakan tersebut. Jadi kita penuh welas asih kepada siapapun saja, tidak memilih dan membeda - bedakan. 

Jadi yang tepat bukan menumpas dan membasmi kejahatan seperti di film - film superhero tapi untuk mencoba melampaui tindak kejahatan itu. Sehingga kita tidak lagi memusuhi kejahatan tapi kita coba melihat secara objektif kenapa mereka berbuat seperti itu. Kalau ada orang terdekat yang melakukan kejahatan bisa kita ingatkan. Apabila itu membuat dia tersinggung lebih baik kita memaklumi saja lah. Karena yang harus kita tahu bahwa kita tidak bisa mengubah orang lain.

Mungkin kita  bisa memakluminya, pasti ada motif dari apa yang dilakukanya. Sehingga tidak ada rasa benci berlebihan kepada orang tersebut. Atau kita sedang di jahati orang lain, anggap saja mereka melakukan hal itu karena ketidak tahuan mereka dengan akibat yang diperbuatnya  atau punya alasan tersendiri kenapa mereka buat jahat pada kita. 

Memang ini hal yang sangat sulit untuk dilakukan, mencoba memaklumi, mencoba  bijaksana dan lebih pengertian dengan semua itu. Ini hanya bisa dilakukan apabila kita sudah memisahkan diri kita dengan emosi dan pikiran kita. Baru batin kita bisa jadi jernih sehingga yang timbul hanya sebuah kebijaksanaan diri.

Bagi kita yang merasa baik pasti terganggu dengan suara - suara jahat di batin kita. Dan bingung ini dosa atau tidak suara jahat ini, bahkan sampai mencari di pencarian google untuk tahu itu dosa atau tidak...Hha (pengalaman sendiri). Jadi suara jahat itu tidak dosa karena di dalam diri kita itu ada sisi jahatnya juga walaupun kita sebaik apapun, seperti teori yin dan yang. 

Ini semua terjadi karena setiap manusia punya ego jadi itu wajar lah, kita kan bukan batu atau tumbuhan..Hha. suara jahat itu hanya perlu kita sadari dengan berkesadaran atau dengan pasrah total. Dengan pasrah total menerima suara jahat itu apa adanya, tidak perlu kita ubah, tidak perlu kita tolak dan tidak perlu merasa bersalah juga.

Karena bagiku dulu suara jahat itu begitu mengganggu diriku, dan bertanya emang aku orang sejahat itu kah?, teryata suara jahat itu hanya perlu di sadari atau hanya diamati secara pasif saja dan dibiarkan apa adanya di dalam batin kita sendiri. Sehingga akan hilang dan lenyap dengan sendirinya. 

Dosa itu kalau kita melakukan dengan tindakan nyata atas suara jahat tersebut, itu baru namanya dosa. Tapi kalau dibatin cukup disadari dan diamati saja. Bahkan katanya yang sudah punya kesadaran tinggi saja masih ada suara jahat di batinnya sendiri. Jadi dengan hidup berkesadaran maka kita bisa mencenggah perbuatan buruk kita.

Jadi pikiran baik dan buruk hanya kita sadari saja. Karena kedua hal itu bukan lah diri kita, kita bukan pikiran baik dan kita juga bukan pikiran buruk itu. Kita adalah KESADARAN yang hanya jadi pengamat atas semua yang terjadi di batin kita sendiri. Jadi kita terpisah dengan dualitas pikiran tersebut seperti baik buruk, baik jahat dan benar salah. Kita hanya background layar putih dari video yang diputar di layar putih tersebut atau kita terpisah dari semua drama kehidupan ini. Bisa dikatakan kita melampaui kehidupan kita di dunia ini dan tanpa sedikitpun melekat pada drama pertunjukan yang terjadi di hidup kita.

Jadi karma baik maupun karma buruk yang terjadi silih berganti tidak mempengaruhi hidup kita. Jadi kita tidak perlu terserat sama kedua hal tersebut, kalau karma buruk berbuah kita mengeluh dan meratapi. Tapi kalau karma baik berbuah kita terlena dengan kebahagiannya. Kalau dengan kita berkesadaran atau pasrah total semua diterima dan disadari dengan apa adanya, tanpa ikut terseret kedalamnya. Yang ada hanya lenyap timbul silih berganti dan kadang terjadi kekosongan dibatin kita.

Pembela kebenaran yang sejati bukan menumpas kejahatan tapi begitu welas asih dengan semua makhluk di bumi ini. Sehingga tidak ada celah untuk membenci sedikitpun. Karena ia tahu bahwa diri sejatinya berasal dari sifat yang penuh kemuliaan. Dan juga tidak ada rasa benci dengan setiap jalan kehidupan di takdirkan semesta untuknya.

Pembela kebenaran tidak membela kebenaran dirinya sendiri atau kelompok. Iya akan merangkul semuanya dengan ikatan kemanusian. Jadi tidak ada konflik dengan dirinya sendiri maupun orang lain. Kalaupun terjadi konflik itu hal yang  wajar tapi tidak ada rasa benci berlebihan atau rasa benci. Karena kita sadar setiap manusia itu berbeda - beda dan punya kebenaran sendiri - sendiri jadi berwelas asih lah. Kebenaran yang mutlak itu ialah  CINTA KASIH. Jadi hidupnya hanya digunakan untuk mencinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun