Mohon tunggu...
Dian
Dian Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Passion aku adalah menulis. Dengan menulis aku bisa berkarya, terutama menulis tentang filosofi kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kekurangan Diri akibat Mental Illness, Tidak Masalah

8 Februari 2023   15:54 Diperbarui: 8 Februari 2023   16:08 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://tinyurl.com/bddtm8mt

Semua orang punya kelebihan dan kekurangan diri. Kalau punya kelebihan itu akan membuat kita bahagia. Tapi kalau punya kekurangan diri, iya  pasti sedih lah. Di tambah kekurangan itu mengganggu aktivitas kita sehari - hari, malah tambah jebol bendungan karena air mata kita saking derasnya....Hha. 

Buat yang punya kekurangan diri terlebih kekurangan yang mengganggu aktivitas kita seperti punya penyakit mental illness, jangan sedih dan berkecil hati. Biasanya kekuranganya adalah tidak bisa bersosialisasi atau sulit untuk bersosialisasi. Mereka akan gugup, cemas, gelisah ditambah kadang tidak bisa bicara saat bersosialisasi dengan orang lain. Ini wajar karena mereka punya trauma yang banyak banget di masa lalu. Seperti di tertawakan, dipermalukan, di hina, dikucilkan dll. Intinya perbuatan yang tidak mengenakan yang dilakukan orang yang tidak bertanggung jawab.

Karena trauma yang berat tersebut, membuat kita menjadi menutup diri dari lingkungan atau  pergaulan kita. Sehingga dalam bersosial kita akan kelihatan canggung dan kaku gitu. 

Kekurangan diri karena mental illness menjadi momok yang menakutkan karena begitu mengganggu kehidupan kita sehari - hari bahkan bisa membuat kita mengurung diri di rumah. Biasanya orang yang punya kekurangan pasti akan memikirkan kekurangan itu. Akhirnya menjadi beban mental buat kita sendiri. Kita pun berusaha memperbaiki kekurangan tersebut namun kita sering gagal dan kekurangan tersebut, akhirnya kita pikirkan terus, sehingga menggaggu kehidupan kita. Kita pun menjadi merasa tidak berharga, merasa bersalah dan merasa pesimis dengan dengan diri sendiri dan kehidupan kita ini.

Kekurangan itu bukan untuk di perbaiki namun diterima terlebih dahulu atau berdamai dengan kekurangan kita tersebut atau hidup berdampingan dengan kekurangan kita. Dengan berdamai dengan kekurangan kita maka yang terjadi adalah kita tidak lagi mempermasalahkan kekurangan yang kita miliki. Dengan berfikir, "sudahlah aku tidak mempersalahkan kekuranganku, biarlah punya kekurangan itu, namanya juga manusia. Mau ada kekurangan atau tidak, gue bodo amat". Intinya adalah tidak mempersalahkan kekurangan itu, mau ada atau tidak, tidak ada masalah buatku.

Dengan kita berdamai terlebih dahulu maka kekurangan tersebut tidak lagi menjadi beban mental lagi. Seperti hidup kita lebih ringan dan tidak ngoyo lagi. saat interaksi dengan orang lain biasanya ada rasa tidak nyaman, cemas, gugup, dan gelisah. Semua rasa tidak nyaman tersebut jangan kita tolak atau lawan. Karena menolak rasa itu akan terjadi konflik di batin kita sendiri. Sehingga malah kita tidak nyaman interaksi kita dengan orang lain dan akan jadi beban psikologis tersendiri. Juga jangan dipikirkan terus dengan berfikir, bagaimana iya mengatasi kekurangan aku ?, kenapa semua ini terjadi ?, semua itu hanya akan menjadi pergulatan dengan diri kita sendiri..

Jadi hiduplah bersama dengan kekurangan kita dan semua akan berjalan dengan baik -baik saja, tanpa masalah apapun. Hidup bersama kekurangan berarti membiarkan kekurangan itu ada, tanpa ingin mengubah atau menolak kekurangan itu.

Terus pertanyaannya, bagaimana kita  berdamai dengan kekurangan atau agar kita bisa  hidup berdampingan dengan kekurangan kita ?, sehingga kita bisa nyaman dalam hidup.

Caranya sih adalah belajar pasrah. Dengan pasrah berarti menerima semuanya tanpa syarat apapun. Iya kita berserah diri atau pasrah atas semuanya termasuk kekurangan diri dan pasrah dengan apa yang terjadi juga. Kadang kalau punya kekurangan diri, kita sering di tertawakan orang lain, kalau sudah pasrah hal itu juga tidak masalah buat kita. 

Karena biasanya kalau ditertawakan orang kita pasti jadi sakit hati. Tapi kalau sudah pasrah yang benar maka AKU tidak ada, jadi siapa yang sakit hati ?, tidak ada bukan. Indikator tidak ada AKU dalam kehidupan kita adalah sudah tidak berfikir dengan mengatur, mengendalikan, mengubah, menolak dll. Yang ada hanya apa adanya saja. 

Jadi kalau kita berinteraksi dengan orang, semua rasa tidak nyaman itu dibiarkan ada sehingga yang ada, apa adanya saja. Dengan apa adanya dalam segala sesuatu maka batin akan bebas konflik. Sehingga terasa nyaman hidup ini. Dalam menjalani hidup juga begitu, mau enak atau tidak enak, itu tidak menjadi masalah karena yang ada hanya apa adanya saja, menerima semua hidup apa adanya saja.

Bisakah kita hidup tanpa AKU ? Kalau bisa berarti kita dalam jalur yang benar. Berarti kita sudah bisa menerapkan pasrah yang sesungguhnya. Sehingga kedamaian bukan wacana lagi dalam hidup kita. Tetapi dapat kita rasakan langsung saat kita pasrah secara total. Walaupun sekali lagi ini tidak mudah, butuh proses dan tahapan agar bisa pasrah secara total.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun