Aku merasa begitu terasing dengan lingkunganku. Mereka semua pada asyik dengan kesibukannya dan saling bercengkrama satu sama lain. Di lingkungan aku, sudah biasa bergosip atau membicarakan orang lain terutama tentang hal buruk orang lain. Unsur Kebencian memang jadi primadona di mana - mana sih. Karena sifat dari lingkunganku yang saling berlomba - lomba satu sama lain untuk sebuah status sosial mereka. Sehingga rasa iri hati sudah jadi makanan sehari - hari mereka.
Anak muda juga sibuk dengan unjuk diri satu sama lain. Aku beranggapan dunia ini penuh persaingan yang ujung - ujungnya saling menyakiti dan saling menjatuhkan satu sama lain.Â
Kenapa dunia seperti ini ?
Kenapa tidak sesuai dengan jiwaku saat ini ?Â
Sehingga diriku merasa terasing dengan semua ini. Aku selalu menginginkan dunia yang penuh welas asih dan saling support satu sama lain. Tidak ada lagi yang merasa otoriter atau berkuasa satu sama lain. Bisa tidak, dunia ini dipenuhi rasa damai, tenang dan tidak ada pihak yang saling bertikai. Semua orang menghormati dan menerima perbedaan satu sama lain tanpa menghakimi. Bisakah dunia seperti itu ?
Dunia yang indah, damai dan tenang. Yang selalu di selimuti rasa welas asih yang tinggi. Ooh dunia yang begitu indah. Mungkin dunia seperti itu yang di inginkan leluhur kita. Cinta kasih yang menyebar dimana - mana hingga mau berbuat jahat saja mereka malu melakukan. Dunia tanpa pertikaian, tanpa pembodohan, tanpa manipulasi.Â
Mereka sibuk satu sama lain berkarya dengan potensi - potensi yang mereka miliki dan tidak ada persaingan dalam berkarier dan  berkarya. Tapi saling hormat - menghormati setiap karya yang mereka kerjakan. Mereka semua sadar diri setiap orang punya potensi - potensi di dalam dirinya sehingga tidak ada rasa iri hati dalam berkarya.Â
Semua potensi yang mereka miliki di support oleh orang - orang terdekatnya. Sehingga segala potensi bisa menghasilkan karya yang indah untuk setiap orang. Semua orang saling support satu sama lain dan tidak ada yang merasa berkuasa karena kita saling membutuhkan satu sama lain. Ilmupun tidak lagi diperdagangkam tapi berbagi satu sama lain dengan sukarela. Sehingga setiap insan  mempunyai kesempatan yang sama untuk bisa mengembangkan potensi yang mereka miliki.
Dunia ini begitu indah sehingga tidak ada jiwa yang merasa kesepian. Karena budaya saling rangkul - merangkul dan tolong - menolong adalah jati diri setiap orang di dunia ini. Uang bukan lagi diperebutkan karena sadar bahwa uang milik bersama atau kita semua. Kalau kamu tidak makan maka aku juga tidak makan, kalau kamu senang aku juga ikut senang. Jiwa soladaritas begitu tinggi dan  terus  bertumbuh dimana - mana hingga dunia ini dipenuhi oleh suka cita yang begitu mendalam.
Jiwa - Â jiwa indah pun terus bermunculan dan mengisi semua lini kehidupan di dunia ini. Sehingga dunia terasa seperti surga yang begitu indah dan damai. Karena cinta kasih menjadi modal utama dalam menjalami kehidupan ini.
Mereka pun mengetahui tentang hukum ketidak kekalan di dunia ini. Sehingga  sakit, tua  dan kematian. Tidak jadi mimpi buruk lagi bagi kita semua. Mereka sadar itu sudah jadi hukum yang tidak bisa di rubah. Sehingga mereka menerimanya dengan legowo.
Ajaran spiritual mereka lakoni karena mereka tahu bahwa mereka makhluk spiritual. Yaitu makhluk yang bertuhan dan sadar mereka percikan langsung dari Tuhan itu sendiri. Sehingga mereka lebih banyak  belajar ke dalam. Sehingga dunia ini penuh sifat ketuhanan yang saling memelihara dan menjaga satu sama lain. Dunia ini begitu menakjubkan hingga tidak bisa di ucapkan dengan kata - kata.
Pertanyaan kapan hal indah itu akan terjadi ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H