Dualitas itu seperti siang malam, negatif positif, kaya miskin, pintar bodoh, baik jahat, benar salah, bahagia sedih dll. Intinya sesuatu yang saling berlawanan. Jadi sifat dunia iya seperti itu, penuh dualitas. Dan hidup kita di pengaruhi oleh hal ini.Â
Dualias ini seperti di katakan dalam kitab suci, aku ciptakan segala sesuatu saling berpasang - pasangan. Jadi bukan seperti pengertian yang pada umumnya yang beranggapan setiap orang akan punya pasangan hidup, bukan.Tapi ayat itu lebih menjelaskan bahwa sifat dunia ini yang dualitas.
Dualitas ini, menimbulkan gejolak pada perasaan dan mental kita, contohnya :
kalau kita dapat uang, kita akan senang.
kalau kita tidak punya uang, perasaan kita akan sedih.
Kalau kita punya punya pacar, pasti senang banget.
Kalau kita  putus cinta, kita akan sedih dan menangis.
Kalau kita punya banyak masalah dan menderita, kita akan sedih, frustasi dan marah.
Kalau apa yang kita inginkan terkabul maka kita akan gembira dan bahagia
Dualias juga terjadi dalam menilai sesuatu, seperti :
Aku suka nasi goreng dan aku tidak suka soto dan rawon
Aku suka orang rendah hati dan aku tidak suka orang sombong
Ajaran ini benar, ajaran itu salah atau sesat.
Pendapat dia benar, pendapat mereka salah.
Berbuat ini benar, berbuat itu salah.
Aku berada di jalan benar, kamu berada di jalan salah.
Intinya penuh konflik , drama, gejolak, polemik, penuh penilaian dan penghakiman. Kenapa itu bisa terjadi ?, karena itu sifat dari pikiran dan perasaan. Pikiran selalu menilai ini salah dan ini benar. Perasaan juga gitu kalau ini terjadi bahagia, kalau itu terjadi sedih. Kalau kita dikuasai keadaan yang bersifat dualitas ini maka kita akan mudah terombang - ambing oleh situasi dan keadaan.
Kalau kita penuh penilaian juga, kita mudah menghakimi orang lain, padahal benar salah itu sifatnya relatif dan subyektif. Jadi jangan pernah menghakimi orang lain yang tidak sejalan dengan kita dan memaksakan kehendak kita ke orang lain. Â Karena itu hanya memancing perdebatan yang tidak sehat dan membuat kita capek sendiri.Â
Hidup di penuhi rasa dualitas ini, membuat  kita jadi  begitu capek dan letih. Maka dari itu, kita harus bisa melampaui dualitas ini. Karena itu cara satu - satunya untuk keluar dari dunia dualitas adalah sadar dan bangun. Karena fenomena atau fase hidup yang kita anggap nyata itu sebenarnya hanya sebuah ilusi belaka.Â
Kenapa dikatakan demikian ?Â
Hal ini seperti orang yang sedang bermimpi saat tidur. Apa yang dimimpikan terasa nyata. Tapi setelah bangun kita sadar itu hanya mimpi. Hal ini juga terjadi sama dengan apa yang terjadi di kehidupan kita, Bahwa selama ini kita itu sebenarnya tertidur sehingga apa yang terjadi seolah nyata. Tapi saat
Kita BANGUN dan SADAR, kita sadar bahwa semua yang terjadi hanya sebuah ilusi belaka.
Terus bagaimana agar kita bisa bangun dan sadar ?
Masuklah kedalam diri dengan meditasi. Dengan duduk diam tanpa daya apapun, hanya diam tanpa berfikir, tanpa menganalis dan terhanyut ke dalam pikiran. Kalau kita masih berfikir berarti masih ada daya upaya. Seperti kata ungkapan seperti ini, Kalau aku berfikir maka aku ada. Jadi jangan berpikir iya, hanya diam mengamati batin secara  pasif saja.
Kita biasanya terhanyut dalam pikiran dan perasaan kita sendiri sehingga bisa dikatakan kita tertidur dan merasa semua yang terjadi nyata.Tapi saat kita SADAR dan BANGUN, dengan mengamati secara pasif maka pikiran hanya timbul lenyap begitu saja, seterusnya juga begitu. Makanya dikatakan semua itu ilusi.Â
Setelah kita bisa menemukan kenyamanan dan kedamaian di dalam diri maka kita tidak lagi terombang -ambing oleh keadaan. Dan tidak mudah lagi untuk menilai dan  menghakimi orang lain. Saat kita sudah tidak menggunakan akal logika atau pikiran kita lagi tapi sudah bergeser ke kesadaran. Maka dualitas terlampaui. Dengan begitu kita bisa nyaman dalam hidup ini, tanpa terbelenggu oleh dualitas hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H