Mohon tunggu...
Dian
Dian Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Passion aku adalah menulis. Dengan menulis aku bisa berkarya, terutama menulis tentang filosofi kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bergosip Menyakiti Itu Tanda Ego Tinggi

9 Januari 2023   09:31 Diperbarui: 9 Januari 2023   09:42 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Kenapa kita tidak boleh bergosip ?

Karena membicarakan keburukan orang lain dan itu sama saja dengan menyakiti orang lain. Sehingga di dalam diri kita akan di penuhi rasa kebencian.  Dan rasa kebencian yang kita pancarkan itu akan menarik juga kebencian ke dalam hidup kita. Sehingga tidak heran, kita punya banyak musuh. Semua sesuai dengan vibrasi yang kita pacarkan ke semesta. 

Bergosip itu menimbulkan rasa kepuasan tersendiri, di tambah yang kita gosipkan adalah orang yang kita benci, Huh tambah kegirangan tuh. Makanya banyak peminat dan lowongan jadi tukang gosip..Hha. Bergosip itu hal yang sudah lumprah terjadi di masyarakat. Makanya aku anggap kita hidup seperti di neraka. Karena tindak tanduk kita tidak bisa lepas dari penilaian dan komentar masyarakat.

Yang jadi pertanyaannya adalah, 

Kenapa sih kok kita sering membenci satu sama lain ?, kok doyan banget gitu saling menyakiti. Apa tidak capek gitu ? 

Semua itu terjadi karena ego kita sendiri. Karena ego itu ingin selalu menang dan unggul dari pada yang lain. Kadang mereka memilih menang dengan cara kotor seperti menindas, menyakiti dan memanipulasi. Ini seperti mindset penjajah, yang kuat akan menindas yang lemah, itulah keadaan masyarakat saat ini.

Dikira iya orang yang selalu menyakiti itu merasa diatas dan menang gitu. Padahal mereka tidak sadar kalau sedang di kalahkan oleh egonya sendiri. Kalau ego atau nafsu sudah mengusai diri  kita, maka orang tersebut akan rusak karena sifat ego yang merusak. Dan tidak ada lagi ruang kebaikan di dalam dirinya.

Ada yang bilang, orang yang sering menyakiti adalah orang yang tidak bahagia.
Menurutku, Itu benar.
Walaupun mereka tidak menyadari hal itu. Mereka merasa bahagia dengan menyakiti orang lain, ada rasa kepuasan tersendiri gitu. Seperti tidak ada option untuk bahagia selain menyakiti orang lain. Bahagia seperti itu adalah bahagia paling buruk dari sekian banyak cara untuk bahagia. Ini seperti bahagia di atas penderitaan orang lain. Sama sekali tidak punya rasa rasa empati dalam dirinya. Kalau sudah seperti itu, mungkin hatinya sudah mati.

Maka dari itu STOP LAH, sikap saling membenci dan menyakiti orang lain. Lebih baik kita belajar untuk saling mencintai satu sama lain. Agar hidup kita di penuhi rasa cinta kasih yang menyejukkan diri.

Kalau kita tersakiti, janganlah membalas dengan hal yang sama tapi lebih baik kita diam saja. Karena dengan diam, kita lebih menyerahkan semuanya kepada semesta. Belajarlah juga untuk memaafkan orang yang telah menyakiti kita. Kalau belum bisa memaafkan dengan tulus, masih ada rasa benci di dalam diri kita, itu tidak masalah. Karena untuk benar - benar memaafkan itu tidak mudah dan butuh proses.

Yang terpenting jangan membalas dengan hal yang sama. Kita juga harus ingat bahwa sejahat - jahatnya orang kepada kita, di dalam dirinya masih ada kebaikan, ingat filosofi yin dan yang. Jadi doakan saja kepada orang tersebut agar kebaikan di dalam dirinya bisa tergerak sehingga dia bisa menyadari kesalahanya.

Buat apa cari musuh, lebih baik cari teman. Sebarkan rasa cinta kasih kepada seluruh  makhluk di dunia ini. Sehingga vibrasi yang kita pancarkan ke alam semesta menjadi positif. Dan hidup kita akan di penuhi rasa cinta kasih. Jangan lupa untuk melakukan meditasi secara rutin agar kita bisa merasakan rasa cinta kasih dari dalam diri kita sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun